Kamis, 29 November 2007

Apakah Anda Punya Ciri Franchisee Sukses


Sebelum Anda memutuskan mengambil usaha franchise ada baiknya Anda menilai diri Anda terlebih dahulu apakah di dalam diri Anda sudah mempunyai ciri Franchisee sukses.

Apa sikap yang membuat franchisee sukses? bagaimanakah keterampilan, kemauan, dan pengalaman Anda, dibandingkan milik para franchisee sukses? misal, seberapa penting mempunyai pengalaman dalam bidang franchisor? apa karakteristik franchisee yang dicari para franchisor?

Berikut ini saya sampaikan ciri paling penting sebagai franchisee sesuai survey franchisor froncorp/DePaul (konsultan franchise no 1 di dunia)

Mau Belajar
Franchising berkaitan dengan dua hal, mengajar dan sistematisasi. Franchisor mengajarkan cara menjalankan bisnis. Franchisee harus mengulangi pelajaran ketika melayani pelanggan. Oleh karena itu franchisee harus mau belajar. Mau belajar tidak sama dengan mempunyai pendidikan. Memang mempunyai pendidikan lebih baik. Bahkan lebih lebih baik jika tamat universitas ada 10% franchisor mengganggap franchisee perlu mempunyai pendidikan pada tingkat tertentu.

Mau Kerja Hingga Larut Malam
Pada awal menjalankan bisnis, franchisee harus mau kerja keras. Dengan kata lain, Anda harus mempunyai sedikit karyawan yang menjadi tulang punggung bisnis Anda.

Terampil Berhubungan
Franchisee harus mampu berdiplomasi dengan supplier, karyawan, staf franchisor, dan pelanggan. Dengan demikian franchisee harus dapat mengungkapkan gagasan, mau mendengarkan orang lain, dan mempunyai kesabaran dalam berbagai kondisi. Franchisor mencari orang yang komunikatif, ramah dan percaya diri. Jadi kemampuan mendengar tidak cukup. Keterampilan tersebut jarang dimiliki orang, tetapi dapat dipelajari. Ingat, Tuhan memberikan dua telinga dan hanya satu mulut.

Kemampuan Menjual
Setiap franchisee menjual sesuatu. Untuk sukses menjadi franchisee, Anda tidak harus menjadi salesman yang handal. Paling tidak Anda memerlukan kemampuan menjual pada taraf tertentu. Kemampuan menjual dapat dilihat mulai dari Anda bertemu dengan franchisor, mempresentasikan diri sendiri, menunjukkan keterampilan diri sendiri, menunjukkan keterampilan Anda, dan cara jawab pertanyaan.

Dengan kata lain, franchisor akan mengevaluasi bagaimana Anda menjual diri Anda. Ingat, keterampilan ini dapat dipelajari.

Tahan Banting
Pada masa awal, franchisee akan menghadapi berbagai permasalahan misal, komplain dari pelanggan, karyawan berselisih dengan pelanggan, karyawan yang kurang terampil dan cekatan, dan masih banyak lagi.

Franchisor menyadari bahwa menjadi franchisee penuh stress. Oleh karena itu, mereka ingin mengetahui bagaimana cara Anda menangani stress. Ini merupakan keterampilan yang dapat dipelajari dan harus dimiliki oleh setiap pengusaha.

Bersedia Menerima Pendapat Orang Lain
Sifat dan sikap percaya diri memang harus dikembangkan dalam franchising, sedangkan persyaratan dan kebijakan dibuat mengada-ada, tetapi menguntungkan franchisee atau sistem franchisee. Jadi, orang yang mau menang sendiri dan tidak mau menerima pendapat orang lain tidak pantas menjadi franchisee.

Mempunyai Modal

Meski lebih dari 90% responden menyatakan bahwa sikap franchisee sangat menentukan kesuksesan franchisee, tetapi modal juga berperan penting. Umumnya franchisor menginginkan franchisee mampu mengatasi permasalahan keuangan baik dimasa awal, masa sukses, atau pada masa surut. Dengan demikian, franchisee yang mempunyai cukup modal lebih utama.

Rabu, 28 November 2007

Karakteristik Bisnis Yang Ideal Untuk Anda Jalani


Bagi Anda yang mau membuka/memulai usaha baik franchise atau usaha sendiri, maka tidak ada salahnya memperhatikan beberapa karakteristik yang benar-benar saya jadikan landasan dalam memulai melangkah dalam memulai bisnis dari 10 tahun yang lalu s/d saat ini. Beberapa Karakteristik tersebut adalah sebagai berikut :

1. Pilih jenis usaha yang produknya tidak terlalu besar & tidak membutuhkan tempat yang luas
2. Pilih usaha (baik franchis atau sendiri) yang tidak membutuhkan tenaga kerja yang banyak.
Jika usaha Anda sudah berkembang dan diterima pasar sedangkan SDM yang sekarang
sudah tidak mencukupi untuk melayani pelanggan maka Anda bisa merekrut karyawan
tambahan untuk membantu kelancaran operasional usaha Anda
3. Pilih usaha yang tidak membutuhkan keterampilan yang rumit, semakin rumit usaha Anda
maka semakin sulit untuk dijalani oleh karyawan yang berpendidikan rendah
4. Pilih usaha yang expire datenya panjang
5. Apabila usaha Anda jual produk maka pilih yang produknya terkenal
6. Pilih usaha yang marjinnya tinggi
7. Pilih usaha yang prospek pasarnya tumbuh atau berkembang jadi Anda harus pandai2
membaca trend ke depan

Senin, 26 November 2007

Jangan Takut Berbisnis Dengan Modal Pinjaman...Asal


Hutang tidak selamanya buruk, karena bagi sebagian pelaku usaha, hutang justru memicu motivasi kerja yang luar biasa. Sebab ada tuntutan untuk bekerja lebih keras sehingga bisa menghasilkan keuntungan untuk membayar hutang.

Kalau jumlah hutangnya sedikit/kecil atau bahkan nol, motivasi mereka jadi berkurang, loyo, karena tidak ada target. Sebagian pelaku usaha tersebut menganggap tidak ada sesuatu yang bisa dipakai sebagai pemicu semangat.

Saya sendiri punya pengalaman hutang untuk keperluan usaha, dan memang bisa menjadi pemicu semangat saya saat itu. Namun perlu diingat bahwa kita harus tetap bersikap proporsional terhadap hutang. Kalau memang yakin dengan rencana bisnis, dan modal kita terbatas maka kalau perlu berhutanglah sesuai kebutuhan dan carilah yang berbunga kecil.

Tapi kita juga jangan terlalu gegabah dengan hutang, karena sebagian besar kasus kebangkrutan bisnis juga terjadi akibat kesalahan dalam mengelola uang pinjaman. Jadi tetap berhati-hatilah!!!. Pesan saya gunakan pendapat pihak ketiga untuk menilai apakah rencana bisnis Anda layak didanai dengan modal pinjaman atau tidak. Apabila usaha Anda dinilai kurang layak didanai dengan modal pinjaman maka jangan paksakan.

Ingat jangan sampai Anda terjerumus hutang dikarenakan Anda belum menghitung profitabilitas rencana usaha Anda setelah dikurangi biaya bunga secara cermat. Sebab kalau hal tersebut terjadi maka kerja keras Anda hanya digunakan untuk bayar cicilan sedangkan keuntungan yang Anda ciptakan dari usaha Anda akan digerogoti oleh cost of fund.

Salam Sukses
Cak Eko




Jumat, 23 November 2007

Hilangkan Sikap Defensif Saat Bicara Soal Uang!!!


Modal menjadi kambing hitam justru karena kebanyakan orang terlalu berhati-hati kalau sudah bicara soal uang. Sejak kecil orang tua kita mengajari untuk sangat berhati-hati dalam mengeluarkan uang (termasuk orang tua saya saat itu...). Tapi orang tua kita juga jarang mengajari kita soal bagaimana mengeluarkan uang untuk mendapatkan kembali uang dalam jumlah jauh lebih besar. Mengapa? sebab orang tua kita kebanyakan adalah pegawai berpenghasilan tetap yang tak pernah berpikir melipatgandakan penghasilan. Yang bisa mereka lakukan apa boleh buat, hanya mengelola pengeluaran. Maka yang terasah dari kita adalah keterampilan how to spend money. Bukan how to spend money to make it more and more.


Kita diajari untuk mengeluarkan uang sesedikit mungkin, tanpa pernah diajari bagaimana menciptakan uang sebanyak mungkin. Kita tidak pernah diajari ilmu how to make money.

Sikap berhati-hati memang baik, tetapi terlalu berhati-hati akan membuat Anda tidak pergi kemanapun.


Menyangkut soal uang, tak banyak orang yang berani ambil risiko. Padahal, dalam hidup keseharian, mereka luar biasa berani dalam ambil risiko. Namun, mengapa hanya untuk uang, mereka menjadi risk averter?


Jadi pesan saya, pandanglah uang sebagaimana seharusnya. Uang adalah alat sebagai salah satu bentuk dari modal, kita memang harus hati-hati menggunakan uang. Namun jangan terlalu berhati-hati sehingga kita kehilangan peluang-peluang.


Rabu, 21 November 2007

Awas Bayangan/Imajinasi Awal Yang Merusak


Sering saya ungkapkan dalam suatu kesempatan saya berbicara bahwa banyak pengusaha pemula yang dikalahkan oleh bayangan awal yang merusak. Usahanya belum apa-apa, penghasilan belum signifikan, tetapi mereka keburu terbuai oleh bayangan manisnya serta indahnya menjadi pengusaha sukses. Apa yang kebanyakan dibayangkan orang ketika dia memulai rencana usahanya/bisnisnya?

1. Besarnya omzet yang didapat dan laba yang diperoleh;
2. Merek mobil yang akan dikendarai dan rumah mewah yang akan dibeli;
3. Kekuasaan sebagai pemimpin perusahaan yang berhasil;
4. Berbagai kemudahan dan kenyamanan hidup lainnya.

Memang, semua itu mencerminkan optimisme. Mereka sangat yakin akan berhasil dalam bisnis. Tapi jangan lupa, sebagian besar masih merupakan bayangan yang tak pasti. Masih banyak hal hal yang harus dilakukan agar kesuksesan menjadi sesuatu yang konkret. Ingat ketika kita terlalu optimis, biasanya ada beberapa hal penting yang luput dari perhitungan kita.

Senin, 19 November 2007

Jangan Kambing Hitamkan Modal


Di setiap kesempatan berbicara di manapun selalu banyak pertanyaan maupun pernyataan para peserta yang pada intinya mereka sebagian besar masih "mengkambinghitamkan" modal sebagai biang kenapa mereka tidak berani merealisasikan gagasan bisnis mereka. Mereka sering membayangkan alangkah idealnya kalau tersedia modal berupa dana tunai sekian rupiah. Menurut logika mereka, ketersediaan modal yang berlimpah akan menjadi jaminan keberhasilan sebuah rencana bisnis. Saat itu juga saya katakan kepada mereka bahwa modal terbaik bagi suatu bisnis adalah gagasan. Dengan gagasan cemerlang, banyak investor yang bersedia mendanai proposal bisnis Anda. Gagasan yang baik akan membuat stakeholder (investor,bankir,konsumen, dan jaringan relasi lain) terkesan dan akhirnya mempercayai Anda.

Uang memang penting, banyak masalah diatasi dengan uang, namun modal yang berbentuk uang bukan segala-galanya. Justru kenyataannya, banyak pebisnis yang memulai dengan modal uang berlimpah, tetapi justru gagal membangun bisnisnya.

Kamis, 15 November 2007

Bukan Tidak Bisa Namun Belum Mencoba




Banyak orang bilang, bisnis itu susah, berisiko tinggi, harus memiliki darah keturunan, harus berpendidikan tinggi dan sebagainya. Padahal sebenarnya bisnis itu mudah kok, memang sih risikonya lebih tinggi daripada seorang karyawan, namun ada satu hal yang harus Anda ingat, bahwa rezeki itu berbanding lurus dengan risiko. Jadi kalau Anda ingin mendapatkan hasil yang tinggi, Anda juga harus siap menanggung risiko yang tinggi pula. Itu hukum alam loh !. Jika Anda hanya berani mengambil risiko yang kecil-kecilan maka Anda pun juga harus siap mendapatkan hasil yang kecil-kecilan pula. Tentang garis keturunan, memang banyak juga sih pengusaha sukses yang berasal dari kalangan pengusaha sukses pula, misalnya di group-group usaha para konglomerat memang pengecualian. Mereka yang sekarang menjadi pengusaha sukses memang memiliki darah keturunan orang-orang sukses dimasa yang lalu. Namun itu tidak berlaku mutlak. Banyak lho, sekarang ini muncul pengusaha-pengusaha sukses yang sama sekali tidak memiliki darah keturunan pengusaha. Ada anak petani, anak pegawai negeri, anak tukang ojeg dan lain sebagainya yang sukses menjadi pengusaha besar. Jadi “darah keturunan” itu tidaklah penting dalam rangka untuk memulai bisnis. Sekarang tentang pendidikan, rasanya banyak pengusaha sukses yang tidak berpendidikan tinggi namun sukses menjadi pengusaha besar. Katakanlah I Nyoman Londen, Bos Edola Burger yang hanya berpendidikan “S.III” , yaitu SD, SMP dan SMA namun sukses mengelola usaha Burger hingga mencapai 400 outlet. Ada juga H. Mas Nur Huda yang “hanya” berpendidikan di Pesantren namun sukses mengelola bisnis Waralaba Es Cendol dengan omset mencapai 5 juta rupiah per-hari.
Nah, dengan demikian sebenarnya nggak ada alasan bagi Anda untuk berkata tidak bisa berbisnis, karena saya yakin bahwa sebenarnya Anda bukannya tidak bisa berbisnis, melainkan belum mencoba untuk berbisnis.

Rabu, 14 November 2007

Jangan Hanya Berpikir Jangka Pendek


Kebanyakan (tidak semua lho), mereka yang berprofesi sebagai karyawan ataupun pegawai negeri, banyak yang hanya berpikir jangka pendek tentang kehidupan ini. Misalnya bagaimana hari ini bisa makan, bagaimana besok bisa membayar tagihan telephone, bagaimana bulan depan bisa membelikan baju untuk anak. “Yah pokoknya mengalir seperti air aja deh”. Pola pikir mereka kebanyakan hanya berdasarkan hitungan harian, mingguan dan bulanan saja. Jarang yang sampai berpikir, apa yang harus saya miliki pada 20 tahun mendatang. Kondisi sukses seperti apa yang saya inginkan setelah pensiun nanti ?. Hal itulah yang ikut memberikan andil mengapa seorang karyawan atau pegawai nggak bisa kaya.

Selasa, 13 November 2007

Menjadi Karyawan Sekaligus Wirausaha Sukses




Oleh : Ir. Henky Eko Sriyantono, MT.
President Director Franchise Bakso Malang Kota “Cak Eko”
Hp.0811950321 Phone.(021)93846527 email : henkyes@yahoo.com
Moderator milist : investor-2kuadran-forum@yahoogroups.com


Dalam setiap sesi materi Ceramah Bisnis untuk program purnakarya baik untuk perusahaan Swasta maupun BUMN selalu saya tekankan pentingnya keberanian untuk memulai dan merubah pola pikir dari yang tadinya berada pada zona nyaman berubah menjadi pewirausaha yang penuh dengan tantangan dan risiko. Karena di setiap sesi itupulah banyak para peserta yang masih ragu-ragu dan tidak punya keberanian untuk memulai karena selalu berandai-andai nanti bagaimana kalau ini dan bagaimana kalau itu. Itulah penyakit yang hampir menghinggapi hampir semua karyawan yaitu ragu-ragu untuk berani memulai dan berubah karena sudah terbuai oleh zona nyaman. Memang bagi yang sama sekali belum pernah menyentuh bisnis mendapatkan sumber-sumber penghasilan alternatif memang tidak semudah membalikkan tangan. Namun, itu bukan hal yang mustahil untuk dicapai, yang dibutuhkan sebenarnya perubahan pola pikir kita. Dalam bahasa Purdi E. Chandra (bos Primagama Group), orang yang akan berbisnis sebaiknya seperti orang yang mau pergi ke toilet untuk buang air besar. Orang yang akan buang air besar tentu tidak akan berpikir panjang apakah tempatnya kotor, ada airnya atau tidak dan lain sebagainya. Pokoknya masuk dulu dan hajat buang air besar tersalurkan. Begitupula yang saya alami kala itu, karena terpaksa oleh keadaan dan kebutuhan hidup maka semua peluang yang ada saya coba masuki tanpa berpikir panjang walaupun terseok-seok, tersandung batu, dan membentur tembok sekalipun tidak pernah bisa mematahkan semangat saya bahkan itu semua saya jadikan cambuk pembelajaran. Saya pun tidak pernah merencanakan bahwa saya yang tadinya tidak tahu bisnis kuliner bahkan bagaimana membuat bakso dan bergelut dengan tepung (padahal biasanya bergelut dengan semen) akhirnya bisa menjadikan bisnis makanan Bakso Malang Kota “Cak Eko” berkembang pesat dimana sejak September 2006 saya franchisekan sekarang sudah lebih dari 50 cabang telah berdiri di berbagai kota di Indonesia. Itu semua memang butuh proses perjalanan bisnis yang panjang dimana saya butuh waktu hampir 8 tahun lamanya jatuhbangun sampai akhirnya sekarang bisa saya petik hasilnya. Nah sekarang siapa yang tidak ingin menjadi karyawan sekaligus wirausaha sukses tanpa harus keluar dari kuadran karyawan (kecuali PHK) ? saya yakin pasti banyak yang menginginkannya. Tapi bagaimana cara menyiasati ?

1. Temukan Ide Bisnis, bila jeli anda tidak perlu pusing mencari sumber ide ke sana ke mari, karena ide bisnis itu juga sebenarnya ada dalam diri anda atau di depan mata yang selalu anda lihat atau sering anda rasakan. Sumber ide bisnis dapat diperoleh dari Hobi. Saya hobi memasak jadi saya menikmati bisnis saya.
Pertama anda dapat langsung memanfaatkan hobi dengan cara mengajarkan hobi yang anda miliki kepada orang lain seperti mendirikan kursus/pelatihan dsb
Kedua dengan cara tidak langsung, menjadikan hobi sebagai sumber inspirasi misalkan anda hobi membaca, anda dapat memilih berbagai alternatif usaha seperti toko buku, persewaan buku, penerbitan buku, penerbitan majalah, dll. Adapun manfaat yang saya rasakan menjalankan bisnis berdasarkan hobi adalah : kepuasan kerja, meningkatkan profesionalisme, memberi efek pelayanan yang maksimal kepada pelanggan, memperoleh lebih banyak uang, menambah motivasi/gairah kerja yang dasyat.
2. Ide Bisnis Waralaba, bila anda belum berani memulai bisnis sendiri dari nol maka anda dapat membeli bisnis waralaba dimana tingkat keberhasilannya lebih tinggi dibanding anda memulai bisnis mandiri. Anda pun tidak perlu menyita waktu di pekerjaan anda untuk memikirkan sistem karena semua sistem sudah disiapkan oleh pewaralaba termasuk didalamnya SOP (Standar Operasional Prosedur). Anda bisa kontrol selepas jam kantor sehingga anda tetap menjalankan profesionalisme anda sebagai karyawan. Hal yang paling penting adalah anda perlu mempelajari segmen pasar serta mengamati apakah bisnis waralaba yang ditawarkan hanya trend sesaat yang tentunya merugikan anda selaku terwaralaba. Anda harus aktif membaca koran, majalah atau tabloid bisnis dalam mengevaluasi dan menentukan waralaba pilihan yang menguntungkan anda.

Gitu aja kok repot! Itulah kalimat yang populer dari Gus Dur ketika menjadi Presiden RI. Lalu apa kaitannya dengan wirausaha? Ya memang Gus Dur tidak mengaitkan kalimat itu dengan wirausaha karena beliau memang bukan pebisnis/pewirausaha. Tetapi prinsip yang dipakai beliau dalam menghadapi masalah, membuat dirinya merasa enteng saja, santai! Anda bisa memakai prinsip itu untuk memulai bisnis, tanpa harus menyepelekan masalah yang ada. Jadi kalau anda ingin menjadi karyawan sekaligus wirausaha sukses mulai saja! Jangan risaukan bagaimana nanti, tapi biarlah nanti bagaimana adanya dan hadapi! Yang penting anda sudah bersiap-siap sebelumnya. “Gitu aja kok repot!”.

MAU BISNIS BINGUNG CARI IDE, NYONTEK SAJA !!!


Oleh : Ir. Henky Eko Sriyantono,MT.
Franchisor Bakso Malang Kota “Cak Eko”
Penerima Penghargaan “Indonesian Creative Innovative Award 2007”
dari Menkop&UKM, Menperin & Mennakertrans
Owner Milis : investor-2kuadran-forum@yahoogroups.com

Nyontek Bisnis Sah-Sah Saja
Nyontek bisnis yang saya maksudkan jelas beda dengan nyontek ujian di sekolahan atau perguruan tinggi. Nyontek bisnis tidak untuk merebut nilai, namun bisa disebabkan banyak calon pebisnis pemula yang tidak tahu apa yang harus dibisniskan dan bagaimana kiat untuk sukses bisnis. Apalagi bagi yang hanya memiliki modal kecil. Tak pelak bisnis yang dicontek adalah usaha kecil-kecilan, seperti yang dilakukan pengusaha sukses Bob Sadino, Purdi E Chandra, Ambaldy Djuardi, dan Mooryati Sudibyo dimana mereka memulai dari bisnis kecil-kecilan seperti sembako, minuman, makanan dan jasa lainnya. Usaha mereka kemudian dicontek banyak orang. Dimana penirunya ada yang berhasil, kendati tidak seberhasil si empunya ide.
Sam Moore Walton, raja bisnis retail yang sukses mengembangkan took ‘serba ada’nya, Wal-Mart, di Amerika Serikat mengatakan, “Jangan heran ya, hamper semua yang saya lakukan ini meniru dari orang lain”. Untuk menyontek bisnis modal utama adalah seringlah membaca profil orang sukses dari situ Anda akan mempunyai idola yang bisa Anda contek kiat sukses idola Anda tersebut. “Saya kira dalam dunia usaha, nyontek jenis bisnis orang lain itu sah-sah saja,” kata Purdi E. Chandra, “Apalagi bagi kita yang baru belajar usaha”, tambahnya. Purdi E. Chandra sendiri ketika pertama kali buka usaha nyontek bisnisnya Siky Mulyono yang bergengsi yang sukses dalam bimbingan belajarnya di Jakarta. Ketika itu, para calon mahasiswa banyak yang diterima PTN, karena mereka ikut bimbingan Siky Mulyono yang bergengsi. Namun pesan saya pilihlah contekan bisnis atau jenis usaha yang anda mampu. Salah satunya, usahakan bakat, hobi atau ketrampilan Anda berkembang menjadi bisnis yang Anda contek. Sebab usaha apapun kalau ditekuni dapat menjadikan Anda sukses.

Bisnis Bisa Dipelajari
Ilmu bisnis bisa dipelajari secara langsung ketika kita mempraktekkan usaha dengan berani gagal, lalu berani bangkit lagi. Memang, untuk mecapai kesuksesan bisnisnya para entrepreneur dimanapun punya kiat-kiat sukses yang nyaris sama. Ketika diadakan survey terhadap 575 entrepreneur sukses di Amerika Serikat (AS), diantaranya adalah Jack Welch (General Electric), Bill Gates (Microsoft), Lou Gerstner (IBM), Fred Smith (Fedex), Michael Eisner (Walt Disney) dan lain-lain, terdapat inti kiat-kiat yang mirip satu sama lain. Ciri tersebut juga nyaris sama dengan yang dilakukan para entrepreneur dari Indonesia. Bedanya hanya terletak sikap ‘amanah’ orang timur. Kiat-kiat atau cirri-ciri yang mirip itu, adalah :
· Mampu Maju Terus, mampu melihat maju-mundurnya masa depan bisnis sendiri dengan selalu memperbaiki kesalahan diri secara berkesinambungan seraya maju terus.
· Mampu Hadapi Tantangan
· Cerdas dan Disiplin, mampu menjalankan bisnis dengan cerdas dan penuh disiplin, seraya mempersiapkan suatu perencanaan bisnis yang jelas dan secara periodik melakukan perbaikan.
· Komunikasi yang Baik
· Mencintai Bisnis yang Sedang Ditekuni
· Positif dan Fleksibel
· Memiliki Stamina dan Sehat Wal’afiat
· Memiliki kepedulian terhadap orang lain
· Kualitas Bisnis
· Rendah Hati (Zuhud), karena pebisnis percaya bahwa kesombongan adalah awal dari kegagalan/kehancuran
Sebagai entrepreneur, belajar bisa dilakukan sendiri (otodidak), seperti pengalaman pribadi, pengalaman orang lain dan buku atau bacaan yang dapat menunjang kemampuannya. Begitupun, belajar bisa dilakukan dengan menyimak acara-acara yang terkait dengan dunia entrepreneur di televise, mengikuti seminar, bertanya, diskusi dan lain-lain.

Antisipasi Kegagalan dengan 10 M
Kalau Anda mau menyimak dengan teliti, mendengarkan cerita, membaca pengalaman entrepreneur yang pernah gagal, maka Anda harus mengantisipasi kegagalan dengan mempelajari 10 M di bawah ini
1। Mempelajari banyak kesalahan atau pengalaman orang lain, yang berarti Anda harus menerapkan pengalaman orang lain sebagai sebuah pelajaran।

2 Matangkan diri Anda dengan banyak belajar dari semua yang Anda lihat, dengar, mengerti dari sekitar Anda dan dari bacaan sehari-hari।
3. Memanfaatkan dan mempelajari akses informasi yang diperlukan.
4. Mengantisipasi masalah yang kira-kira banyak terjadi pada mayoritas pebisnis.
5. Mempelajari latar belakang calon mitra bisnis secara teliti dan tidak mudah percaya terhadap siapapun serta tidak terburu-buru melakukan kerjasama bisnis.
6. Masalah sepele tidak dianggap gampang, karena yang sepele bisa menjadi besar.
7. Merasa cepat puas akan menjadikan kita mandek di tempat.
8. Memfokuskan diri pada tujuan yang hendak dicapai, akan lebih memudahkan perjalanan bisnis Anda.
9. Miliki dan bangunlah personal network dimanapun Anda berada.
10. Mampu meyakinkan orang banyak dengan perbuiatan dan kata-kata yang benar, jelas dan jujur.

MAU USAHA MODAL PAS-PASAN, SIAPA TAKUT !!!


Oleh : Ir. Henky Eko Sriyantono,MT.
Franchisor Bakso Malang Kota “Cak Eko”
Penerima Penghargaan
“Indonesian Creative Innovative Award 2007”
dari Menkop&UKM, Menperin & Mennakertrans
Owner Milis : investor-2kuadran-forum@yahoogroups.com

Sering dalam kesempatan saya berbincang-bincang baik dengan teman maupun para karyawan yang bertanya apakah betul bisnis dapat dimulai dengan modal kecil bahkan tanpa modal sama sekali? Saya jawab bisa dan saya contohkan bagaimana seorang seperti Ny. Titik Winarti merintis usaha dengan modal hanya Rp.500 ribu pada tahun 1998. Bisnis pakaian, tas, aksesori, dan barang kerajinan dari kain atau perca yang dirintisnya itu modalnya bahkan didapat dari hutang di Koperasi Setia Bhakti wanita Surabaya. Berkat ketekunan dan kerja kerasya, wanita yang mempekerjakan remaja putus sekolah dan tuna daksa (cacat tubuh) berhasil mendapatkan penghargaan Micro Award 2004 dari Menko Perekonomian melalui Lembaga Manajemen FE-UI.

Jangan pernah meremehkan modal yang minim dalam membuka usaha, banyak pengusaha sukses yang berangkat dari usaha yang kelihatannya kacangan hanya karena modalnya minim dalam membuka usaha. Sebut saja Made Ngurah Bagiana, pengusaha Burger Edam juga mulai usaha dari gerobak dorong yang akhirnya sekarang berkembang menjadi ratusan gerobak burger. Bob Sadino yang pernah jadi sopir taksi dan nguli di Jakarta dengan Rp. 100 per hari kemudian berjualan telur ayam keliling di daerah Kemang dan sekarang sudah menjadi bos Kemchicks Group.

Rata-rata kalau orang bicara modal, langsung otaknya bilang duit. Kalau bukan duit ya benda-benda modal seperti pacul, pikulan, atau becak. Itu modal yang bisa dilihat, dipegang, dirasakan (modal tangible). Ada modal yang tidak bisa dilihat, dirasakan, dipegang yaitu keberanian, kemauan, tekad nah dengan modal itulah Bob Sadino maupun Made Ngurah Bagiana memulai.

Namun perlu dicatat satu hal yang membedakan mereka dari pengusaha kecil lainnya adalah karena mereka mempunyai visi untuk tidak tinggal diam melainkan terus berobsesi membesarkan usahanya hingga mencapai batasan yang hanya mereka sendiri yang tahu.

Jika anda saat ini tengah mengalami kebimbangan dan kegamangan karena modal yang pas-pasan, maka ada beberapa poin yang mungkin dapat anda ambil manfaatnya untuk mengatasi kebimbangan anda dan terus melangkah maju sebagai seorang entrepreneur :
1. Ubah mindset anda
Banyak orang beranggapan bahwa suatu usaha hanya bisa dimulai jika si pengusaha telah mempunyai sejumlah uang sebagai modal usaha. Seorang calon entrepreneur sejati tidak akan mengurungkan niat untuk membuka usaha hanya karena tidak mempunyai modal. Sebaliknya, justru entrepreneur sejati akan memanfaatkan segala potensinya untuk bisa menghimpun modal yang diperlukan, misalkan dengan memanfaatkan jaringan relasi dan reputasi baik yang dimiliki untuk bisa mendapatkan pinjaman lunak dari kolega atau relasi. Bisa juga dimulai dari menjual jasa, keahlian atau informasi yang notabene tidak perlu terlalu banyak membutuhkan modal namun justru bisa mendatangkan uang yang bisa dikumpulkan sebagai modal usaha.
2. Hilangkan anggapan bahwa memulai usaha harus langsung besar dan mapan
Gambaran mengenai usaha yang besar dan mapan inilah yang akhirnya beranggapan bahwa jika membuka harus langsung besar dan mapan. Mungkin para calon entrepreneur kurang atau lupa merenungkan kembali bahwa kebanyakan dari pengusaha yang telah sukses tersebut dulunya juga mulai merintis usaha mereka dari nol lengkap dengan segala pahit getirnya perjuangan mereka.
3. Tekan kembali perhitungan modal usaha anda
Kebutuhan modal awal perlu ditekan dengan daya kreatif dari kita. Sebagai contoh, untuk mengurangi kebutuhan sewa tempat, anda bisa patungan bagi hasil dengan teman yang punya lokasi usaha yang bagus. Atau anda bisa mencari distributor-distributor tertentu yang bersedia memasok barang dagangannya kepada anda secara konsinyasi (titip jual). Hal ini dapat mengurangi kebutuhan modal anda untuk membeli barang dagangan dalam jumlah besar.
4. Kreatiflah mencari sumber-sumber permodalan yang bisa dimanfaatkan
Jika memang kebutuhan modal hasil hitungan anda sudah tidak bisa ditekan lagi, maka mau tidak mau anda dituntut kreatif untuk mencari sumber-sumber permodalan alternatif selain modal anda sendiri. Sumber-sumber permodalan ini bisa berasal dari institusi keuangan (misal : koperasi simpan pinjam, pegadaian atau BPR), atau perorangan (misal : orang tua, sanak saudara, sahabat). Yang penting disini akan sangat baik jika anda bisa mendapatkan pinjaman lunak sehingga tidak memberatkan anda untuk bisa mengembalikan pinjaman tersebut.






BERHASIL ATAU GAGAL JADI PEWIRAUSAHA


Oleh : Ir. Henky Eko Sriyantono,MT.
Franchisor Bakso Malang Kota “Cak Eko”
Penerima Penghargaan

“Indonesian Creative Innovative Award 2007”
dari Menkop&UKM, Menperin & Mennakertrans
Penerima ISMBEA Award 2007 dari Menkop&UKM
Owner Milis : investor-2kuadran-forum@yahoogroups.com

Siapakah entrepreneur itu ? sebelum kita memasuki pembahasan bagaimana menjadi seorang entrepreneur, marilah kita melihat dulu siapa sebenarnya entrepreneur itu ?. Seorang entrepreneur adalah orang yang mampu “mengubah sumber-sumber dari ranah produktivitas dan hasil yang lebih rendah ke dalam sebuah ranah produktivitas ke ranah yang lebih besar”. Istilah tersebut diperkenalkan dalam kosa kata ekonomi di akhir tahun 1700-an oleh Richard Cantillon. Dia mendefinisikan setiap orang yang memilih kerja mandiri sebagai seorang entrepreneur karena adanya risiko yang harus diambil dibandingkan dengan seorang pekerja upahan. Namun tidak sampai satu abad kemudian, kata itu digunakan secara popular. Kata ini berasal dari kata Perancis entrependre yang berarti “sebuah usaha, utamanya usaha yang berani atau sulit”.

Dalam semua pembicaraan tentang entrepreneurship yang telah berlangsung selama lebih dari 200 tahun, tidak ada seorangpun yang berani mengatakan bahwa entrepreneurship adalah hal yang mudah (tanpa perjuangan keras). Tentunya, orang-orang yang telah mendapatkan reputasi sebagai entrepreneur ulung berarti telah berhasil melewati berbagai tantangan yang harus mereka hadapi. Peter Drucker, seorang guru manajemen dengan sederhana mendefinisikan seorang entrepreneur sebagai “seorang yang memulai sesuatu yang baru”.

Apa Yang Membuat Pewirausaha Berhasil?
Para entrepreneur yang sukses pastilah memiliki karakteristik khas. Anda mungkin tidak memiliki semua sifat yang disebutkan di bawah ini namun saya yakin Anda memiliki beberapa diantaranya. Penekanan utama saya disini adalah bahwa Anda memiliki modal dasar untuk bisa menjadi seorang entrepreneur.

1. Kontrol Diri/Penguasaan Diri
Para entrepreneur tidak perlu diomeli oleh orang lain agar bisa maju. Hasrat dan kemauan mereka sendiri yang akan memberikan dorongan kepada mereka. Mereka bangun pagi, bahkan mengorbankan tidur jika perlu, bekerja tanpa kenal lelah agar segala sesuatunya tetap berjalan dengan baik. Mungkin orang lain akan menganggap mereka sebagai robot. Yang lainnya mungkin melihat delegasi tugas-tugas mereka kepada para pekerja sebagai autokrasi. Hal ini disebabkan karena mereka menentukan standar yang tinggi bagi diri mereka sendiri. Dan karena hal ini, mereka juga mengharapkan orang lain agar mampu memenuhi standar tersebut. Saya sendiri yang kebetulan pemilik waralaba Bakso Malang Kota “Cak Eko” 2 tahun yang lalu selalu tidur di atas jam 12 malam dan bangun jam 3 pagi untuk memproduksi bakso dan bumbu-bumbu. Sekarang setelah bisnis saya berkembang saya telah memiliki sebuah tim yang bisa menangani sebagian besar pekerjaan saya. Namun saya tetap bangun pagi untuk mencoba resep baru dan membaca-baca buku.
2. Analis Peluang
Anda akan mendapati bahwa para entrepreneur yang sukses selalu mencari peluang untuk mengembangkan bisnisnya atau memajukannya. Ini bisa jadi mencari solusi atas berbagai kebutuhan, keinginan atau masalah yang dihadapi oleh banyak orang dalam kehidupan sehari-hari, sesuatu yang umum yang sering kali kita remehkan. Sebut mereka “mercenary” atau “bermuka uang” karena mereka selalu berusaha menghasilkan uang kapapnpun mereka mampu melakukannya, namun inilah salah satu dari sifat seorang entrepreneur. Oleh karena itu, jika suatu saat nanti Anda memiliki peluang, maka kejarlah peluang tersebut.
3. Pemikir Kreatif/ Pemecah Masalah
Para entrepreneur adalah orang yang selalu berpikir kreatif dan berani menghadapi tantangan sambil berseru “saya mampu”. Tidak ada sesuatupun yang mampu menghentikan usaha mereka dalam menerjang masalah. Bahkan, beberapa diantaranya suka berhadapan dengan tantangan. Intensitas semangatnya yang luar biasa menjadikan orang lain berpikir bahwa mereka orang yang suka berkhayal, dan kurang mampu menangkap realitas! Namun seringkali mereka mampu mewujudkan gagasan-gagasan yang dianggap tidak masuk akal ini. Hasrat dan keteguhan merekalah yang membantu mereka dalam mengelola usahanya. Banyak penemuan besar muncul dari orang yang frustasi karena keinginan atau kebutuhannya tidak terpenuhi. Para entrepreneur ibarat para inventor yang berusaha memunculkan gagasan karena mereka mendapati adanya masalah yang harus dipecahkan. Namun apa yang membedakan mereka dari para inventor adalah bahwa para entrepreneur juga menemukan model bisnis untuk menciptakan gagasan-gagasan kreatif yang profitable. Kita semua mempunyai ide dan gagasan, namun tidak banyak dari kita yang mampu menerjemahkan gagasan tersebut menjadi realitas. Hal ini bukan dikarenakan rendahnya tingkat kecerdasan namun karena adanya kekurangan lain seperti kurangnya keyakinan bahwa gagasan tersebut bisa diwujudkan.

Apa Yang Membuat Pewirausaha Gagal?
Ada banyak hal yang perlu dipelajari dari sekian banyak entrepreneur yang gagal yang disebabkan oleh hal-hal sebagai berikut :
1. Kurangnya Perencanaan Keuangan
2. Kurangnya Kontrol Bisnis
Jika pengawasan dan prosedur yang pantas serta relevan tidak diterapkan dengan baik ketika bisnis mengalami perkembangan pesat, maka entrepreneur bisa kehilangan kendali bisnis mereka dan segala sesuatunya tidak akan berjalan sesuai dengan rencana.
3. Tempat/Lokasi yang Tidak Strategis
Dengarkan ketika para praktisi dan ahli mengatakan hal sebagai berikut, “Lokasi, Lokasi, Lokasi!”, hal tersebut sangat penting khususnya bagi bisnis-bisnis yang sepenuhnya tergantung pada situasi lalu lintas misalnya : restoran, butik dan toko buku.
4. Boros
5. Manajemen Pengeluaran/Pembelanjaan yang Buruk

90% semua kegagalan bisnis dikarenakan buruknya manajemen pengeluaran
6. Kurangnya Dedikasi
Banyak orang yang memulai bisnis harus mencurahkan banyak tenaga dan antusiasme. Namun sejalan dengan perkembangan waktu, dengan adanya berbagai macam hambatan dan tipisnya harapan untuk sukses, banyak orang yang merasa putus asa dan akhirnya energi serta antusiasme mereka menjadi padam. Banyak yang meremehkan pentingnya komitmen dalam berbisnis.
7. Terlalu Ambisius
Banyak orang yang menjadi rakus dan menjadikan diri mereka ambisius, sehingga justru akan merusak bisnisnya. Tidak mempertimbangkan akibat dari perluasan bisnis, mereka terlalu terburu-buru memperluas usahanya tanpa didasari landasan yang kuat sebelumnya. Sebelum Anda melakukan ekspansi, Anda harus melatih staf Anda agar melakukan apa yang sebelumnya pernah Anda lakukan

Mulai Dari Mana Saja


Jika Anda memang sudah yakin dengan niat dan tekad untuk menjadi karyawan ber-omset Milyaran, buku ini akan menuntun Anda langkah demi langkah untuk menuju kesana. Ada beberapa tahapan penting yang harus Anda lalui jika Anda ingin sukses menjadi seorang pengusaha. Yaitu:
1. Rubah mind set Anda, dari orang gajian (karyawan) menjadi mind set seorang pengusaha. Yakinlah bahwa menjadi seorang pengusaha adalah sebuah kebutuhan bukan karena terpaksa (karena selama ini selalu kekurangan). Orang gajian cenderung pasif dan hanya bekerja berdasarkan perintah. Sedangkan seorang pengusaha harus berpikir kreatif dan inovatif dengan selalu menciptakan pekerjaan untuk mendapatkan penghasilan. Yakinkan dalam diri Anda bahwa membuka usaha itu mudah dan bahkan sangat mudah. Purdi E. Chandra (Bos Primagama Group) bilang, “bisnis itu mudah, semudah kita masuk kamar mandi“, sementara dalam sebuah kesempatan Bos Country Donut Khoerusallim mengatakan bahwa “bisnis itu mudah, semudah yang kita bayangkan, jadi jika kita berpikir mudah pasti kemudahan yang akan kita dapatkan, dan jika kita berpikir susah, maka kesusahanlah yang akan kita dapatkan pula”. Masih menurut Khoerusallim, bahwa “gula itu manis, jika kita sudah mencoba dan merasakan memakannya”, artinya jika kita ingin tahu nikmatnya berbisnis, maka segeralah mulai menjalankan bisnis tersebut.
2. Jangan Pikirkan Modal, kebanyakan orang mengatakan “saya sih dari dulu pingin bisnis, tapi nggak punya modal”. Menurut saya, jika Anda ingin memulai bisnis, jangan jadikan modal menjadi persoalan yang segala-galanya. Jangan hanya karena nggak ada duit untuk modal, keinginan Anda untuk menjadi pengusaha harus di“kubur” dalam-dalam. Banyak cara yang bisa dipakai untuk mensiasati keterbatasan atau ketiadaan modal. Karena pada dasarnya modal itu tidak harus berupa uang, karena ada hal-hal lain yang juga bisa Anda gunakan sebagai modal, seperti:
· Keahlian (ketrampilan), misalnya: ketrampilan menjahit, membuat kerajinan tangan dan lain sebagainya. Bukan hanya itu, keahlian berbicara didepan umum, keahlian ber-negosiasi, keahlian menulis artikel juga merupakan modal non financial yang cukup potensial.
· Pertemanan (relasi yang luas), misalnya Anda hobi ber-organisasi seperti organisasi- komunitas, ini bisa Anda manfaatkan untuk mewujudkan impian besar dalam bisnis Anda. Kumpulkan saja teman-teman yang memiliki keinginan sama. Membuka usaha dengan cara patungan bisa dilakukan. Patungan yang saya maksudkan bukan sekedar patungan uang. Namun patungan dengan keahlian masing-masing.
· Persaudaraan (hubungan baik dengan sanak saudara), cara yang paling mudah untuk mendapatkan modal financial adalah dengan “merayu” saudara-saudara kita untuk bekerjasama dalam hal pendanaan. Misalnya Anda memiliki orang tua atau paman yang kaya raya. Ajukan saja ide dan gagasan brilian Anda kepada mereka. Saya yakin jika bisnis Anda realistis dan prospektif, saudara-saudara Andapun pasti mendukung.
Jadi menurut saya, modal utama dalam ber-bisnis bukanlah uang. Namun lebih banyak pada Niat - Semangat dan Keberanian.
Jadi jika melihat point-point yang saya sampaikan diatas, maka terbukti bahwa nggak punya duit pun kita masih bisa ber-bisnis. Jadi jika dikaitkan dengan komentar Anda diatas, apakah duit 5 juta cukup untuk memulai bisnis ?. Jawabannya cukup jelas, “lebih dari cukup”, “Jangankan uang ada uang 5 juta, Nggak punya uangpun juga bisa !”.
3. Segeralah Memulai. Kunci utama dalam berbisnis sebenarnya hanya ada tiga, yaitu: mulai, mulai dan mulai. Yah, jika memang Anda sudah memiliki Niat dan kemudian sudah memiliki ide dan gagasan bisnis yang akan dijalankan. Segera lakukan action. Banyak loh orang yang pinter bikin rencana bisnis namun tidak pernah berani melaksanakannya. Penyebabnya adalah mereka terlalu pinter berhitung, sehingga setiap bisnis yang direncanakan selalu dihitung secara matematis dan hasilnya selalu tidak fisible. Jadi saran saya. Bikinlah rencana bisnis yang gampang-gampang aja dahulu, bikin perhitungan-perhitungan bisnis yang ringan-ringan aja dulu, dan mulailah dengan yang mudah-mudah dahulu. Karena kita sering terjebak kepada sesuatu yang serba ingin sempurna, Nggak bisa bung !. segala sesuatu itu butuh proses dan segala sesuatu itu nggak ada yang sempurna. Oleh karena itulah kita harus selalu belajar dan terus belajar. Belajar darimana ?, Yah, belajar dari proses perjalanan bisnis yang Anda jalani itu. Dan itu hanya akan terjadi jika Anda sudah mulai menjalankannya. Pokoknya yang penting jalan dahulu baru ditata dan diperbaiki kemudian. Jangan sibuk menata (merencana) dulu dan malah nggak jalan-jalan.

Kamis, 08 November 2007

Segeralah Mulai


Jika ide bisnis sudah Anda dapatkan, tempat sudah tersedia dan rencana bisnis sudah ada. Maka segeralah mulai dijalankan. Karena se-brilian apapun ide Anda, se-strategis apapun tempat yang Anda miliki dan se-hebat apapun Business Plan yang Anda buat nggak akan ada gunanya jika Anda tidak segera memulainya. Banyak orang yang punya ide-ide dan gagasan besar, punya banyak uang dan punya perencanaan bisnis yang matang namun akhirnya gagal hanya karena tidak langsung memulainya. Makin lama dipikirkan, maka akan makin lama pula Anda memiliki keberanian untuk mulai. Menurut saya sih, langsung saja dimulai dari apa yang bisa Anda lakukan saat ini. Anda nggak perlu takut gagal, Anda nggak usah takut rugi dan Anda nggak usah takut tidak bisa. Sahabat saya Yudi Pramuko seorang penulis buku-buku Best Seller pernah berkata kepada saya “Jalan Saja, Nanti ditengah Jalan Akan Ketemu Jalan”. Ya, jalan saja. Ibaratnya jika Anda ingin pandai berenang, maka Anda harus berani untuk masuk atau terjun kedalam air (kolam renang) tanpa harus menunggu Anda pintar berenang terlebih dahulu, jika Anda hanya maju-mundur (berani-tidak, berani-tidak, berani-tidak........) maka Anda nggak akan pernah bisa !, begitu juga dengan bisnis.

Mulailah Dari Siapa Saja


Dalam dunia bisnis, hubungan pertemanan dan relasi itu sangat penting. Menurut saya, relasi itu adalah aset yang harus selalu dijaga. Katakanlah Anda memiliki sebuah keahlian tertentu, dan kemudian memiliki ide dan gagasan besar dalam berbisnis sedangkan Anda tidak memiliki modal dana sepeserpun. Maka “senjata rahasianya” adalah memanfaatkan relasi. Buatlah sebuah business plan yang unik dan menarik. Tawarkan kepada relasi-relasi Anda untuk membiayai atau mereka bergabung sekaligus sebagai pengelolanya. Jika konsep Anda bagus, saya yakin mereka akan mau bergabung atau membiayai Anda untuk mewujudkan ide dan gagasan yang sudah Anda buat tersebut.

Rabu, 07 November 2007

Alhamdulillah Buku Karya Pertama Akhirnya Terbit Juga Semoga Bermanfaat

Dengan membaca buku ini, adrenalin Anda akan terpacu untuk segera memulai usaha! Hiruk-pikuk buku-buku entrepreneurship, seminar, dan pelatihan-pelatihan kewirausahaan selalu mengatakan bahwa “Kalau ingin kaya raya, jadilah pengusaha, jangan jadi karyawan!” Pendapat tersebut memang tidak salah, namun tidak bisa disamaratakan untuk semua kalangan. Memang, tidak semua orang mampu menjalankan bisnis sambil bekerja.Sengaja tampil beda dengan mengulas sisi-sisi lain yang lebih realistis untuk dijalankan oleh siapa pun yang ingin berbisnis sambil tetap bekerja, buku ini memberikan kiat-kiat untuk berusaha dan menjadi kaya tanpa harus meninggalkan pekerjaan utama. Agar bisa kaya raya dengan tetap menjadi karyawan, kita dapat belajar dari pengalaman penulis buku ini, yang telah sukses menjadi “karyawan sekaligus pengusaha”.Banyak rahasia untuk menjadi kaya sambil tetap bekerja. Banyak juga yang harus dilakukan untuk tetap menjaga integritas sebagai karyawan. Buku ini akan mengungkap semua itu, seperti bagaimana resep-resep paling manjur serta tip-tip yang telah teruji dan benar-benar dilakukan oleh “Cak Eko” serta kisah nyata dan kiat-kiatnya dalam berusaha.

Editor’s Note:

Membawa ”angin segar” bagi para karyawan yang ingin meningkatkan penghasilannya dengan jalan berbisnis karena bukan sekadar motivasi yang disampaikan, namun juga contoh-contoh riil dan penerapannya.Dipersembahkan bagi siapa pun yang ingin mengetahui kiat-kiat praktis dalam memulai dan mengelola bisnis; bagi siapa pun yang ingin mengembangkan bisnis; pengangguran yang ingin menjadi pengusaha sukses; karyawan swasta atau pegawai negeri yang ingin menambah penghasilan; karyawan swasta atau pegawai negeri yang sudah mendekati masa pensiun dan tidak ingin kehilangan potensi penghasilan; wirausahawan; pelajar, mahasiswa, dan masyarakat umum yang ingin menciptakan lapangan usaha dan lapangan kerja sendiri di tengah-tengah masyarakat.Buku ini juga memberikan banyak hal yang dapat menginspirasi untuk memulai usaha tanpa harus meninggalkan pekerjaan utama, seperti:
Ide-ide bisnis sambilan bagi karyawan yang bisa Anda pilih sesuai keinginan dan modal Anda.
Contoh ilustrasi dan perhitungan estimasi bisnis serta contoh pembukuan sederhana yang dapat Anda pakai untuk bisnis dan usaha Anda.Sebelum sukses mengembangkan bisnis waralaba Bakso Malang Kota ”Cak Eko”, penulis sudah mengalami masa ”jatuh bangun” dalam berbisnis, hingga akhirnya berhasil membuka Bakso Malang Kota “Cak Eko” (awal tahun 2006) yang kemudian “meledak” menjadi lebih dari 45 gerai yang tersebar di seluruh Indonesia sejak resmi di-francise-kan bulan September 2006. Kepiawaiannya berbisnis mengantarnya menjadi sosok yang selalu dicari media massa, baik cetak maupun elektronik. Pada bulan Februari 2007, ia menerima penghargaan “Indonesian Creative Innovative Award” dari Menteri Koperasi & UKM, Menteri Perindustrian, dan Menteri Tenaga Kerja Republik Indonesia. Dan pada bulan Juli 2007, menerima penghargaan “The Indonesian Small and Medium Business Entrepreneur Award 2007” dari Menteri Koperasi & UKM.

Spesifikasi BukuUkuran : 11 x 18 cm Ketebalan : 167 hlmPenerbit : PT Elex Media KomputindoKelompok : BisnisJenis Buku : Entrepreneurship ID : EMK235071456ISBN : 978-979-27-1255-1======================================Pemesanan & informasi, hubungi : SHOWROOM Elex Media Komputindo Jakarta Telp. 62-21 585 1473-4 62-21 536 99 123-4 Harga : Rp.24.800,-