Tampilkan postingan dengan label motivasi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label motivasi. Tampilkan semua postingan

Rabu, 14 November 2007

Jangan Hanya Berpikir Jangka Pendek


Kebanyakan (tidak semua lho), mereka yang berprofesi sebagai karyawan ataupun pegawai negeri, banyak yang hanya berpikir jangka pendek tentang kehidupan ini. Misalnya bagaimana hari ini bisa makan, bagaimana besok bisa membayar tagihan telephone, bagaimana bulan depan bisa membelikan baju untuk anak. “Yah pokoknya mengalir seperti air aja deh”. Pola pikir mereka kebanyakan hanya berdasarkan hitungan harian, mingguan dan bulanan saja. Jarang yang sampai berpikir, apa yang harus saya miliki pada 20 tahun mendatang. Kondisi sukses seperti apa yang saya inginkan setelah pensiun nanti ?. Hal itulah yang ikut memberikan andil mengapa seorang karyawan atau pegawai nggak bisa kaya.

Selasa, 13 November 2007

Menjadi Karyawan Sekaligus Wirausaha Sukses




Oleh : Ir. Henky Eko Sriyantono, MT.
President Director Franchise Bakso Malang Kota “Cak Eko”
Hp.0811950321 Phone.(021)93846527 email : henkyes@yahoo.com
Moderator milist : investor-2kuadran-forum@yahoogroups.com


Dalam setiap sesi materi Ceramah Bisnis untuk program purnakarya baik untuk perusahaan Swasta maupun BUMN selalu saya tekankan pentingnya keberanian untuk memulai dan merubah pola pikir dari yang tadinya berada pada zona nyaman berubah menjadi pewirausaha yang penuh dengan tantangan dan risiko. Karena di setiap sesi itupulah banyak para peserta yang masih ragu-ragu dan tidak punya keberanian untuk memulai karena selalu berandai-andai nanti bagaimana kalau ini dan bagaimana kalau itu. Itulah penyakit yang hampir menghinggapi hampir semua karyawan yaitu ragu-ragu untuk berani memulai dan berubah karena sudah terbuai oleh zona nyaman. Memang bagi yang sama sekali belum pernah menyentuh bisnis mendapatkan sumber-sumber penghasilan alternatif memang tidak semudah membalikkan tangan. Namun, itu bukan hal yang mustahil untuk dicapai, yang dibutuhkan sebenarnya perubahan pola pikir kita. Dalam bahasa Purdi E. Chandra (bos Primagama Group), orang yang akan berbisnis sebaiknya seperti orang yang mau pergi ke toilet untuk buang air besar. Orang yang akan buang air besar tentu tidak akan berpikir panjang apakah tempatnya kotor, ada airnya atau tidak dan lain sebagainya. Pokoknya masuk dulu dan hajat buang air besar tersalurkan. Begitupula yang saya alami kala itu, karena terpaksa oleh keadaan dan kebutuhan hidup maka semua peluang yang ada saya coba masuki tanpa berpikir panjang walaupun terseok-seok, tersandung batu, dan membentur tembok sekalipun tidak pernah bisa mematahkan semangat saya bahkan itu semua saya jadikan cambuk pembelajaran. Saya pun tidak pernah merencanakan bahwa saya yang tadinya tidak tahu bisnis kuliner bahkan bagaimana membuat bakso dan bergelut dengan tepung (padahal biasanya bergelut dengan semen) akhirnya bisa menjadikan bisnis makanan Bakso Malang Kota “Cak Eko” berkembang pesat dimana sejak September 2006 saya franchisekan sekarang sudah lebih dari 50 cabang telah berdiri di berbagai kota di Indonesia. Itu semua memang butuh proses perjalanan bisnis yang panjang dimana saya butuh waktu hampir 8 tahun lamanya jatuhbangun sampai akhirnya sekarang bisa saya petik hasilnya. Nah sekarang siapa yang tidak ingin menjadi karyawan sekaligus wirausaha sukses tanpa harus keluar dari kuadran karyawan (kecuali PHK) ? saya yakin pasti banyak yang menginginkannya. Tapi bagaimana cara menyiasati ?

1. Temukan Ide Bisnis, bila jeli anda tidak perlu pusing mencari sumber ide ke sana ke mari, karena ide bisnis itu juga sebenarnya ada dalam diri anda atau di depan mata yang selalu anda lihat atau sering anda rasakan. Sumber ide bisnis dapat diperoleh dari Hobi. Saya hobi memasak jadi saya menikmati bisnis saya.
Pertama anda dapat langsung memanfaatkan hobi dengan cara mengajarkan hobi yang anda miliki kepada orang lain seperti mendirikan kursus/pelatihan dsb
Kedua dengan cara tidak langsung, menjadikan hobi sebagai sumber inspirasi misalkan anda hobi membaca, anda dapat memilih berbagai alternatif usaha seperti toko buku, persewaan buku, penerbitan buku, penerbitan majalah, dll. Adapun manfaat yang saya rasakan menjalankan bisnis berdasarkan hobi adalah : kepuasan kerja, meningkatkan profesionalisme, memberi efek pelayanan yang maksimal kepada pelanggan, memperoleh lebih banyak uang, menambah motivasi/gairah kerja yang dasyat.
2. Ide Bisnis Waralaba, bila anda belum berani memulai bisnis sendiri dari nol maka anda dapat membeli bisnis waralaba dimana tingkat keberhasilannya lebih tinggi dibanding anda memulai bisnis mandiri. Anda pun tidak perlu menyita waktu di pekerjaan anda untuk memikirkan sistem karena semua sistem sudah disiapkan oleh pewaralaba termasuk didalamnya SOP (Standar Operasional Prosedur). Anda bisa kontrol selepas jam kantor sehingga anda tetap menjalankan profesionalisme anda sebagai karyawan. Hal yang paling penting adalah anda perlu mempelajari segmen pasar serta mengamati apakah bisnis waralaba yang ditawarkan hanya trend sesaat yang tentunya merugikan anda selaku terwaralaba. Anda harus aktif membaca koran, majalah atau tabloid bisnis dalam mengevaluasi dan menentukan waralaba pilihan yang menguntungkan anda.

Gitu aja kok repot! Itulah kalimat yang populer dari Gus Dur ketika menjadi Presiden RI. Lalu apa kaitannya dengan wirausaha? Ya memang Gus Dur tidak mengaitkan kalimat itu dengan wirausaha karena beliau memang bukan pebisnis/pewirausaha. Tetapi prinsip yang dipakai beliau dalam menghadapi masalah, membuat dirinya merasa enteng saja, santai! Anda bisa memakai prinsip itu untuk memulai bisnis, tanpa harus menyepelekan masalah yang ada. Jadi kalau anda ingin menjadi karyawan sekaligus wirausaha sukses mulai saja! Jangan risaukan bagaimana nanti, tapi biarlah nanti bagaimana adanya dan hadapi! Yang penting anda sudah bersiap-siap sebelumnya. “Gitu aja kok repot!”.

MAU BISNIS BINGUNG CARI IDE, NYONTEK SAJA !!!


Oleh : Ir. Henky Eko Sriyantono,MT.
Franchisor Bakso Malang Kota “Cak Eko”
Penerima Penghargaan “Indonesian Creative Innovative Award 2007”
dari Menkop&UKM, Menperin & Mennakertrans
Owner Milis : investor-2kuadran-forum@yahoogroups.com

Nyontek Bisnis Sah-Sah Saja
Nyontek bisnis yang saya maksudkan jelas beda dengan nyontek ujian di sekolahan atau perguruan tinggi. Nyontek bisnis tidak untuk merebut nilai, namun bisa disebabkan banyak calon pebisnis pemula yang tidak tahu apa yang harus dibisniskan dan bagaimana kiat untuk sukses bisnis. Apalagi bagi yang hanya memiliki modal kecil. Tak pelak bisnis yang dicontek adalah usaha kecil-kecilan, seperti yang dilakukan pengusaha sukses Bob Sadino, Purdi E Chandra, Ambaldy Djuardi, dan Mooryati Sudibyo dimana mereka memulai dari bisnis kecil-kecilan seperti sembako, minuman, makanan dan jasa lainnya. Usaha mereka kemudian dicontek banyak orang. Dimana penirunya ada yang berhasil, kendati tidak seberhasil si empunya ide.
Sam Moore Walton, raja bisnis retail yang sukses mengembangkan took ‘serba ada’nya, Wal-Mart, di Amerika Serikat mengatakan, “Jangan heran ya, hamper semua yang saya lakukan ini meniru dari orang lain”. Untuk menyontek bisnis modal utama adalah seringlah membaca profil orang sukses dari situ Anda akan mempunyai idola yang bisa Anda contek kiat sukses idola Anda tersebut. “Saya kira dalam dunia usaha, nyontek jenis bisnis orang lain itu sah-sah saja,” kata Purdi E. Chandra, “Apalagi bagi kita yang baru belajar usaha”, tambahnya. Purdi E. Chandra sendiri ketika pertama kali buka usaha nyontek bisnisnya Siky Mulyono yang bergengsi yang sukses dalam bimbingan belajarnya di Jakarta. Ketika itu, para calon mahasiswa banyak yang diterima PTN, karena mereka ikut bimbingan Siky Mulyono yang bergengsi. Namun pesan saya pilihlah contekan bisnis atau jenis usaha yang anda mampu. Salah satunya, usahakan bakat, hobi atau ketrampilan Anda berkembang menjadi bisnis yang Anda contek. Sebab usaha apapun kalau ditekuni dapat menjadikan Anda sukses.

Bisnis Bisa Dipelajari
Ilmu bisnis bisa dipelajari secara langsung ketika kita mempraktekkan usaha dengan berani gagal, lalu berani bangkit lagi. Memang, untuk mecapai kesuksesan bisnisnya para entrepreneur dimanapun punya kiat-kiat sukses yang nyaris sama. Ketika diadakan survey terhadap 575 entrepreneur sukses di Amerika Serikat (AS), diantaranya adalah Jack Welch (General Electric), Bill Gates (Microsoft), Lou Gerstner (IBM), Fred Smith (Fedex), Michael Eisner (Walt Disney) dan lain-lain, terdapat inti kiat-kiat yang mirip satu sama lain. Ciri tersebut juga nyaris sama dengan yang dilakukan para entrepreneur dari Indonesia. Bedanya hanya terletak sikap ‘amanah’ orang timur. Kiat-kiat atau cirri-ciri yang mirip itu, adalah :
· Mampu Maju Terus, mampu melihat maju-mundurnya masa depan bisnis sendiri dengan selalu memperbaiki kesalahan diri secara berkesinambungan seraya maju terus.
· Mampu Hadapi Tantangan
· Cerdas dan Disiplin, mampu menjalankan bisnis dengan cerdas dan penuh disiplin, seraya mempersiapkan suatu perencanaan bisnis yang jelas dan secara periodik melakukan perbaikan.
· Komunikasi yang Baik
· Mencintai Bisnis yang Sedang Ditekuni
· Positif dan Fleksibel
· Memiliki Stamina dan Sehat Wal’afiat
· Memiliki kepedulian terhadap orang lain
· Kualitas Bisnis
· Rendah Hati (Zuhud), karena pebisnis percaya bahwa kesombongan adalah awal dari kegagalan/kehancuran
Sebagai entrepreneur, belajar bisa dilakukan sendiri (otodidak), seperti pengalaman pribadi, pengalaman orang lain dan buku atau bacaan yang dapat menunjang kemampuannya. Begitupun, belajar bisa dilakukan dengan menyimak acara-acara yang terkait dengan dunia entrepreneur di televise, mengikuti seminar, bertanya, diskusi dan lain-lain.

Antisipasi Kegagalan dengan 10 M
Kalau Anda mau menyimak dengan teliti, mendengarkan cerita, membaca pengalaman entrepreneur yang pernah gagal, maka Anda harus mengantisipasi kegagalan dengan mempelajari 10 M di bawah ini
1। Mempelajari banyak kesalahan atau pengalaman orang lain, yang berarti Anda harus menerapkan pengalaman orang lain sebagai sebuah pelajaran।

2 Matangkan diri Anda dengan banyak belajar dari semua yang Anda lihat, dengar, mengerti dari sekitar Anda dan dari bacaan sehari-hari।
3. Memanfaatkan dan mempelajari akses informasi yang diperlukan.
4. Mengantisipasi masalah yang kira-kira banyak terjadi pada mayoritas pebisnis.
5. Mempelajari latar belakang calon mitra bisnis secara teliti dan tidak mudah percaya terhadap siapapun serta tidak terburu-buru melakukan kerjasama bisnis.
6. Masalah sepele tidak dianggap gampang, karena yang sepele bisa menjadi besar.
7. Merasa cepat puas akan menjadikan kita mandek di tempat.
8. Memfokuskan diri pada tujuan yang hendak dicapai, akan lebih memudahkan perjalanan bisnis Anda.
9. Miliki dan bangunlah personal network dimanapun Anda berada.
10. Mampu meyakinkan orang banyak dengan perbuiatan dan kata-kata yang benar, jelas dan jujur.

MAU USAHA MODAL PAS-PASAN, SIAPA TAKUT !!!


Oleh : Ir. Henky Eko Sriyantono,MT.
Franchisor Bakso Malang Kota “Cak Eko”
Penerima Penghargaan
“Indonesian Creative Innovative Award 2007”
dari Menkop&UKM, Menperin & Mennakertrans
Owner Milis : investor-2kuadran-forum@yahoogroups.com

Sering dalam kesempatan saya berbincang-bincang baik dengan teman maupun para karyawan yang bertanya apakah betul bisnis dapat dimulai dengan modal kecil bahkan tanpa modal sama sekali? Saya jawab bisa dan saya contohkan bagaimana seorang seperti Ny. Titik Winarti merintis usaha dengan modal hanya Rp.500 ribu pada tahun 1998. Bisnis pakaian, tas, aksesori, dan barang kerajinan dari kain atau perca yang dirintisnya itu modalnya bahkan didapat dari hutang di Koperasi Setia Bhakti wanita Surabaya. Berkat ketekunan dan kerja kerasya, wanita yang mempekerjakan remaja putus sekolah dan tuna daksa (cacat tubuh) berhasil mendapatkan penghargaan Micro Award 2004 dari Menko Perekonomian melalui Lembaga Manajemen FE-UI.

Jangan pernah meremehkan modal yang minim dalam membuka usaha, banyak pengusaha sukses yang berangkat dari usaha yang kelihatannya kacangan hanya karena modalnya minim dalam membuka usaha. Sebut saja Made Ngurah Bagiana, pengusaha Burger Edam juga mulai usaha dari gerobak dorong yang akhirnya sekarang berkembang menjadi ratusan gerobak burger. Bob Sadino yang pernah jadi sopir taksi dan nguli di Jakarta dengan Rp. 100 per hari kemudian berjualan telur ayam keliling di daerah Kemang dan sekarang sudah menjadi bos Kemchicks Group.

Rata-rata kalau orang bicara modal, langsung otaknya bilang duit. Kalau bukan duit ya benda-benda modal seperti pacul, pikulan, atau becak. Itu modal yang bisa dilihat, dipegang, dirasakan (modal tangible). Ada modal yang tidak bisa dilihat, dirasakan, dipegang yaitu keberanian, kemauan, tekad nah dengan modal itulah Bob Sadino maupun Made Ngurah Bagiana memulai.

Namun perlu dicatat satu hal yang membedakan mereka dari pengusaha kecil lainnya adalah karena mereka mempunyai visi untuk tidak tinggal diam melainkan terus berobsesi membesarkan usahanya hingga mencapai batasan yang hanya mereka sendiri yang tahu.

Jika anda saat ini tengah mengalami kebimbangan dan kegamangan karena modal yang pas-pasan, maka ada beberapa poin yang mungkin dapat anda ambil manfaatnya untuk mengatasi kebimbangan anda dan terus melangkah maju sebagai seorang entrepreneur :
1. Ubah mindset anda
Banyak orang beranggapan bahwa suatu usaha hanya bisa dimulai jika si pengusaha telah mempunyai sejumlah uang sebagai modal usaha. Seorang calon entrepreneur sejati tidak akan mengurungkan niat untuk membuka usaha hanya karena tidak mempunyai modal. Sebaliknya, justru entrepreneur sejati akan memanfaatkan segala potensinya untuk bisa menghimpun modal yang diperlukan, misalkan dengan memanfaatkan jaringan relasi dan reputasi baik yang dimiliki untuk bisa mendapatkan pinjaman lunak dari kolega atau relasi. Bisa juga dimulai dari menjual jasa, keahlian atau informasi yang notabene tidak perlu terlalu banyak membutuhkan modal namun justru bisa mendatangkan uang yang bisa dikumpulkan sebagai modal usaha.
2. Hilangkan anggapan bahwa memulai usaha harus langsung besar dan mapan
Gambaran mengenai usaha yang besar dan mapan inilah yang akhirnya beranggapan bahwa jika membuka harus langsung besar dan mapan. Mungkin para calon entrepreneur kurang atau lupa merenungkan kembali bahwa kebanyakan dari pengusaha yang telah sukses tersebut dulunya juga mulai merintis usaha mereka dari nol lengkap dengan segala pahit getirnya perjuangan mereka.
3. Tekan kembali perhitungan modal usaha anda
Kebutuhan modal awal perlu ditekan dengan daya kreatif dari kita. Sebagai contoh, untuk mengurangi kebutuhan sewa tempat, anda bisa patungan bagi hasil dengan teman yang punya lokasi usaha yang bagus. Atau anda bisa mencari distributor-distributor tertentu yang bersedia memasok barang dagangannya kepada anda secara konsinyasi (titip jual). Hal ini dapat mengurangi kebutuhan modal anda untuk membeli barang dagangan dalam jumlah besar.
4. Kreatiflah mencari sumber-sumber permodalan yang bisa dimanfaatkan
Jika memang kebutuhan modal hasil hitungan anda sudah tidak bisa ditekan lagi, maka mau tidak mau anda dituntut kreatif untuk mencari sumber-sumber permodalan alternatif selain modal anda sendiri. Sumber-sumber permodalan ini bisa berasal dari institusi keuangan (misal : koperasi simpan pinjam, pegadaian atau BPR), atau perorangan (misal : orang tua, sanak saudara, sahabat). Yang penting disini akan sangat baik jika anda bisa mendapatkan pinjaman lunak sehingga tidak memberatkan anda untuk bisa mengembalikan pinjaman tersebut.






BERHASIL ATAU GAGAL JADI PEWIRAUSAHA


Oleh : Ir. Henky Eko Sriyantono,MT.
Franchisor Bakso Malang Kota “Cak Eko”
Penerima Penghargaan

“Indonesian Creative Innovative Award 2007”
dari Menkop&UKM, Menperin & Mennakertrans
Penerima ISMBEA Award 2007 dari Menkop&UKM
Owner Milis : investor-2kuadran-forum@yahoogroups.com

Siapakah entrepreneur itu ? sebelum kita memasuki pembahasan bagaimana menjadi seorang entrepreneur, marilah kita melihat dulu siapa sebenarnya entrepreneur itu ?. Seorang entrepreneur adalah orang yang mampu “mengubah sumber-sumber dari ranah produktivitas dan hasil yang lebih rendah ke dalam sebuah ranah produktivitas ke ranah yang lebih besar”. Istilah tersebut diperkenalkan dalam kosa kata ekonomi di akhir tahun 1700-an oleh Richard Cantillon. Dia mendefinisikan setiap orang yang memilih kerja mandiri sebagai seorang entrepreneur karena adanya risiko yang harus diambil dibandingkan dengan seorang pekerja upahan. Namun tidak sampai satu abad kemudian, kata itu digunakan secara popular. Kata ini berasal dari kata Perancis entrependre yang berarti “sebuah usaha, utamanya usaha yang berani atau sulit”.

Dalam semua pembicaraan tentang entrepreneurship yang telah berlangsung selama lebih dari 200 tahun, tidak ada seorangpun yang berani mengatakan bahwa entrepreneurship adalah hal yang mudah (tanpa perjuangan keras). Tentunya, orang-orang yang telah mendapatkan reputasi sebagai entrepreneur ulung berarti telah berhasil melewati berbagai tantangan yang harus mereka hadapi. Peter Drucker, seorang guru manajemen dengan sederhana mendefinisikan seorang entrepreneur sebagai “seorang yang memulai sesuatu yang baru”.

Apa Yang Membuat Pewirausaha Berhasil?
Para entrepreneur yang sukses pastilah memiliki karakteristik khas. Anda mungkin tidak memiliki semua sifat yang disebutkan di bawah ini namun saya yakin Anda memiliki beberapa diantaranya. Penekanan utama saya disini adalah bahwa Anda memiliki modal dasar untuk bisa menjadi seorang entrepreneur.

1. Kontrol Diri/Penguasaan Diri
Para entrepreneur tidak perlu diomeli oleh orang lain agar bisa maju. Hasrat dan kemauan mereka sendiri yang akan memberikan dorongan kepada mereka. Mereka bangun pagi, bahkan mengorbankan tidur jika perlu, bekerja tanpa kenal lelah agar segala sesuatunya tetap berjalan dengan baik. Mungkin orang lain akan menganggap mereka sebagai robot. Yang lainnya mungkin melihat delegasi tugas-tugas mereka kepada para pekerja sebagai autokrasi. Hal ini disebabkan karena mereka menentukan standar yang tinggi bagi diri mereka sendiri. Dan karena hal ini, mereka juga mengharapkan orang lain agar mampu memenuhi standar tersebut. Saya sendiri yang kebetulan pemilik waralaba Bakso Malang Kota “Cak Eko” 2 tahun yang lalu selalu tidur di atas jam 12 malam dan bangun jam 3 pagi untuk memproduksi bakso dan bumbu-bumbu. Sekarang setelah bisnis saya berkembang saya telah memiliki sebuah tim yang bisa menangani sebagian besar pekerjaan saya. Namun saya tetap bangun pagi untuk mencoba resep baru dan membaca-baca buku.
2. Analis Peluang
Anda akan mendapati bahwa para entrepreneur yang sukses selalu mencari peluang untuk mengembangkan bisnisnya atau memajukannya. Ini bisa jadi mencari solusi atas berbagai kebutuhan, keinginan atau masalah yang dihadapi oleh banyak orang dalam kehidupan sehari-hari, sesuatu yang umum yang sering kali kita remehkan. Sebut mereka “mercenary” atau “bermuka uang” karena mereka selalu berusaha menghasilkan uang kapapnpun mereka mampu melakukannya, namun inilah salah satu dari sifat seorang entrepreneur. Oleh karena itu, jika suatu saat nanti Anda memiliki peluang, maka kejarlah peluang tersebut.
3. Pemikir Kreatif/ Pemecah Masalah
Para entrepreneur adalah orang yang selalu berpikir kreatif dan berani menghadapi tantangan sambil berseru “saya mampu”. Tidak ada sesuatupun yang mampu menghentikan usaha mereka dalam menerjang masalah. Bahkan, beberapa diantaranya suka berhadapan dengan tantangan. Intensitas semangatnya yang luar biasa menjadikan orang lain berpikir bahwa mereka orang yang suka berkhayal, dan kurang mampu menangkap realitas! Namun seringkali mereka mampu mewujudkan gagasan-gagasan yang dianggap tidak masuk akal ini. Hasrat dan keteguhan merekalah yang membantu mereka dalam mengelola usahanya. Banyak penemuan besar muncul dari orang yang frustasi karena keinginan atau kebutuhannya tidak terpenuhi. Para entrepreneur ibarat para inventor yang berusaha memunculkan gagasan karena mereka mendapati adanya masalah yang harus dipecahkan. Namun apa yang membedakan mereka dari para inventor adalah bahwa para entrepreneur juga menemukan model bisnis untuk menciptakan gagasan-gagasan kreatif yang profitable. Kita semua mempunyai ide dan gagasan, namun tidak banyak dari kita yang mampu menerjemahkan gagasan tersebut menjadi realitas. Hal ini bukan dikarenakan rendahnya tingkat kecerdasan namun karena adanya kekurangan lain seperti kurangnya keyakinan bahwa gagasan tersebut bisa diwujudkan.

Apa Yang Membuat Pewirausaha Gagal?
Ada banyak hal yang perlu dipelajari dari sekian banyak entrepreneur yang gagal yang disebabkan oleh hal-hal sebagai berikut :
1. Kurangnya Perencanaan Keuangan
2. Kurangnya Kontrol Bisnis
Jika pengawasan dan prosedur yang pantas serta relevan tidak diterapkan dengan baik ketika bisnis mengalami perkembangan pesat, maka entrepreneur bisa kehilangan kendali bisnis mereka dan segala sesuatunya tidak akan berjalan sesuai dengan rencana.
3. Tempat/Lokasi yang Tidak Strategis
Dengarkan ketika para praktisi dan ahli mengatakan hal sebagai berikut, “Lokasi, Lokasi, Lokasi!”, hal tersebut sangat penting khususnya bagi bisnis-bisnis yang sepenuhnya tergantung pada situasi lalu lintas misalnya : restoran, butik dan toko buku.
4. Boros
5. Manajemen Pengeluaran/Pembelanjaan yang Buruk

90% semua kegagalan bisnis dikarenakan buruknya manajemen pengeluaran
6. Kurangnya Dedikasi
Banyak orang yang memulai bisnis harus mencurahkan banyak tenaga dan antusiasme. Namun sejalan dengan perkembangan waktu, dengan adanya berbagai macam hambatan dan tipisnya harapan untuk sukses, banyak orang yang merasa putus asa dan akhirnya energi serta antusiasme mereka menjadi padam. Banyak yang meremehkan pentingnya komitmen dalam berbisnis.
7. Terlalu Ambisius
Banyak orang yang menjadi rakus dan menjadikan diri mereka ambisius, sehingga justru akan merusak bisnisnya. Tidak mempertimbangkan akibat dari perluasan bisnis, mereka terlalu terburu-buru memperluas usahanya tanpa didasari landasan yang kuat sebelumnya. Sebelum Anda melakukan ekspansi, Anda harus melatih staf Anda agar melakukan apa yang sebelumnya pernah Anda lakukan