Kamis, 24 Januari 2008

Yang Penting Jalan Dulu!!!! Tata Kemudian!!!!!

Teori bisnis mengatakan, bahwa sebelum memulai bisnis kita harus menata segalanya dan persiapkan serapi mungkin baru kemudian berjalan. Namun jika hal tersebut membuat Anda menjadi banyak berpikir dan banyak berhitung yang akibatnya menjadikan nyali bisnis Anda menciut, saya sarankan sebaiknya mulai dulu dan ditata kemudian. Artinya Anda harus memulai bisnis sebisa Anda (asal jalan dulu) setelah itu baru diatur manajemennya. Apa saja yang harus diatur ?
· Masalah Keuangan, jika disaat-saat awal Anda belum memiliki pembukuan yang bagus, segeralah dibuat pada saat usaha sudah berjalan. Jika perlu Anda bisa meminta bantuan praktisi akuntasi yang ada.
· Masalah SDM, segeralah atur hak dan kewajiban yang menyangkut karyawan. Ingatlah bahwa karyawan itu adalah asset yang harus dijaga.
· Masalah Produksi, seiring dengan makin banyaknya pesanan, Anda harus mulai mengatur proses produksi sebaik mungkin.
· Masalah Pemasaran, buatlah sistem pemasaran yang lebih baik (tertata rapi, terencana dan terukur).
· Masalah Perijinan, jika memungkinkan uruslah perijinan usaha sebelum usaha tersebut dijalankan, namun jika tidak memungkinkan bisa saja Anda jalan duluan dan kemudian mengurusnya kemudian. Setidaknya Anda harus memiliki dokumen-dokumen sebagai berikut:
a. Surat Keterangan Domisili yang bisa didapatkan di kelurahan setempat.
b. Akta Notaris untuk UD, CV, Firma atau PT yang Anda dirikan. Biasanya akta notaris juga dilegalisasi oleh Pengadilan Negeri Setempat.
c. Pengurusan Badan Hukum dari Menteri Hukum & Perundang-undangan.
d. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) yang bisa diurus di kantor pelayanan pajak setempat)
e. Surat Ijin Usaha Perdagangan (SIUP) dan Tanda Daftar Perusahaan (TDP) dari Departemen Perdagangan setempat
f. Jika diperlukan daftarkan perusahaan Anda ke asosiasi yang bisa mendukung kemajuan bisnis Anda, misalnya Asosiasi Waralaba Indonesia, Gabungan Penyelenggara Konstruksi Indonesia dan berbagai asosiasi yang lain.

Rabu, 23 Januari 2008

Apapun Rumusnya Kuncinya Cuma "Keberanian"

Jika ide bisnis sudah Anda dapatkan, tempat sudah tersedia dan rencana bisnis sudah ada. Maka segeralah mulai dijalankan. Karena se-brilian apapun ide Anda, se-strategis apapun tempat yang Anda miliki dan se-hebat apapun Business Plan yang Anda buat nggak akan ada gunanya jika Anda tidak segera memulainya. Banyak orang yang punya ide-ide dan gagasan besar, punya banyak uang dan punya perencanaan bisnis yang matang namun akhirnya gagal hanya karena tidak langsung memulainya. Makin lama dipikirkan, maka akan makin lama pula Anda memiliki keberanian untuk mulai. Menurut saya sih, langsung saja dimulai dari apa yang bisa Anda lakukan saat ini. Anda nggak perlu takut gagal, Anda nggak usah takut rugi dan Anda nggak usah takut tidak bisa. Yang penting jalan saja, gitu aja kok repot. Ibaratnya jika Anda ingin pandai berenang, maka Anda harus berani untuk masuk atau terjun kedalam air (kolam renang) tanpa harus menunggu Anda pintar berenang terlebih dahulu, jika Anda hanya maju-mundur (berani-tidak, berani-tidak, berani-tidak........) maka Anda nggak akan pernah bisa !, begitu juga dengan bisnis.

Senin, 21 Januari 2008

Pelajaran Berharga (Mengesampingkan Rasa Malu)

Barangkali kisah Milyader dari Thailand yang jatuh miskin dapat menjadi pendorong semangat bagi pewirausaha yang pernah atau sering mengalami kegagalan dari bisnis yang dijalankan. Milyader itu bukan saja menjadi miskin, melainkan kehilangan segala-galanya dalam krisis ekonomi yang terjadi di Asia pada tahun 1997. Dari semula seorang pialang saham dan pebisnis yang sukses, kini bangkrut. Hanya dalam sekejap mata, semua harta dan kekayaannya hilang disebabkan jatuhnya pasar properti di Thailand. Dia gagal mengembalikan pinjaman karena kondominium yang sudah dibangunnya tidak dapat dijual. Meskipun sudah dinyatakan bangkrut dan harus menanggung beban hutang yang besar, dia tetap gigih berusaha dan tabah membangun kembali kekaisaran bisnisnya yang sudah lenyap. Dia tidak mengambil jalan pintas dengan cara bunuh diri seperti yang mungkin dilakukan oleh pebisnis yang gagal. Sebaliknya, dia memulai bisnis secara kecil-kecilan, yaitu menjual sandwich (roti isi). Makanan itu dijajakan kemana-mana dengan berjalan kaki. Bagaimanakah perasaan kita jika harus melalui perjalanan hidup seperti yang dialami bekas milyader itu? Dari yang tadinya kaya raya menjadi miskin papa. Mungkin kita akan merasa malu dan tidak sanggup melakukan pekerjaan itu. Bukan seorang bekas milyader saja yang tidak akan sanggup melakukannya, bahkan anak muda yang mempunyai ijazah Sekolah Menengah Atas (SMA) pun tidak akan sanggup melakukan pekerjaan yang dianggap hina. Akan tetapi, tidak bagi bekas milyader tersebut, dia sanggup mengesampingkan perasaan malu, segan dan takut untuk memulai bisnis secara kecil-kecilan. Dia sadar, bisnis sandwich itu tidak memberikan jaminan kekayaan dan kesuksesan kepadanya. Namun jauh di sudut hatinya, tertanam sebuah keyakinan bahwa dengan ketekunan dan niat yang kuat, akan dapat bangkit kembali. Dalam waktu yang singkat, bekas milyader menjadi populer dan terkenal hingga diwawancarai oleh puluhan media cetak dan elektronik, baik dalam maupun luar negeri. Dia populer bukan karena sandwich yang dijualnya, melainkan semangat juangnya yang ingin keluar dari keadaan yang paling buruk.


Senin, 07 Januari 2008

Siapkan Diri Anda Untuk Menghadapi Keraguan


Keraguan untuk memulai Bisnis memang selalu ada, walau Anda sudah menyiapkan segala sesuatunya dengan baik. Itu wajar sekali. Masalahnya adalah bagaimana agar keraguan itu tidak sampai menghentikan langkah Anda untuk bergerak lebih maju. Cara untuk menghilangkan keraguan adalah Anda harus memiliki seorang mentor atau pembimbing seorang pengusaha yang telah sukses. Sering-seringlah bergaul dalam komunitas pengusaha. Maka keraguan Anda pun akan hilang dengan sendirinya.


Selamat Mencoba dan Sukses Untuk Anda

Jumat, 28 Desember 2007

Menyikapi Kritik dan Cibiran Anggota Keluarga Anda


Siapkan diri Anda untuk menghadapi kritikan dan penolakan khususnya yang berasal dari lingkungan terdekat Anda (istri, orang tua, mertua atau anak).
Jangan dikira keputusan Anda untuk mencari penghasilan tambahan selalu mendapatkan dukungan keluarga, teman kantor, atasan atau orang-orang sekeliling Anda. Kalau pendapatan Anda saat ini relatif rendah, dukungan itu kemungkinan besar akan Anda dapatkan. Tetapi bila pendapatan Anda dinilai sudah cukup besar, Anda mungkin akan mendapatkan kritik atau cibiran. Dan Anda juga harus siap untuk menghadapi penolakan dari orang-orang terdekat Anda seperti anak, istri, suami, orang tua dan bahkan mertua. Biasanya mereka akan menolak keinginan Anda untuk berbisnis dengan berbagai alasan. Namun itu adalah tantangan dan ujian Anda. Yakinkan keluarga Anda bahwa dengana ber-bisnis maka potensi penghasilan tidak terbatas akan bisa didapatkan. Walaupun Andapun juga harus menyampaikan resikonya. “Wah, sulit pak, keluarga saya nggak ngerti-ngerti juga”, Oke kalau itu yang terjadi saya sarankan jangan diberi pengertian dengan ucapan lagi. Ajaklah keluarga Anda berkunjung dan berkenalan dengan para pengusaha sukses, saya yakin tanpa Anda jelaskan pun mereka akan termotivasi. Lebih-lebih jika keluarga Anda bisa bertatap muka langsung dengan pemilik bisnisnya.

Rabu, 19 Desember 2007

Jangan Tinggalkan Promosi


Besar atau kecil usaha Anda jangan tinggalkan Promosi!!!. Untuk mendongkrak penjualan, lakukanlah promosi. Promosi adalah suatu cara untuk mengenalkan usaha kita kepada khalayak ramai. Apapun usaha Anda promosi itu wajib hukumnya. Selain untuk mengenalkan usaha, promosi juga dilakukan agar orang tidak lupa dengan usaha Anda, dan menarik konsumen untuk membeli. Ingat berbisnis tanpa beriklan sama dengan mengedipkan mata pada seorang gadis dalam kegelapan.

Mengingat begitu pentingnya promosi maka biaya promosi perlu Anda masukkan dalam biaya rutin usaha Anda meski besaran jumlahnya tiap bulan bisa fleksibel.

Ada beberapa cara untuk melakukan promosi :


  1. Memasang iklan baris di koran umum, tabloid, atau koran khusus iklan. Saat ini banyak koran yang menawarkan beriklan dengan sistem paket sehingga jauh lebih murah. Pilihlah koran dengan mempertimbangkan luas jangkauannya dan apakah itu sesuai dengan pasar yang Anda tuju.

  2. Memasang iklan di internet. Biaya iklan di internet termasuk murah, malah ada yang gratis, misal http://www.iklanbaris.com/. Cuma perlu diingat bahwa pemakaian internet ini belum meluas sehingga pemakaiannya benar-benar harus disesuaikan dengan segmen pasar usaha Anda. Jika tepat sasaran hasilnya sungguh luar biasa.

  3. Membuat pamflet, brosur, atau spanduk. Meski tergolong promosi klasik, spanduk masih efektif untuk mengenalkan usaha Anda. Begitu juga dengan brosur dan pamflet. Anda bisa lebih detail menjelaskan usaha Anda. Ada cara penyebaran pamflet yang efektif, misalnya menaruh di Apotek, menyebarkan di jalan, mall, perkantoran, sekolah, atau menitipkan pada loper koran di perumahan yang menjadi target usaha Anda, dengan imbalan tertentu. Cara ini cukup efektif apalagi bila usaha Anda berhubungan dengan rumah tangga, seperti jasa katering, laundry, penitipan anak sekolah, penjualan barang elektronik, juga jasa servis elektronik.

  4. Membuat kartu nama. Desainlah kartu nama Anda semenarik mungkin sehingga orang selalu teringat pada bidang usaha Anda. Pilihlah nama usaha Anda yang mudah diingat dan unik. Bawalah selalu kartu nama di dompet sehingga begitu bertemu dengan seseorang, Anda selalu siap sedia mengenalkan diri sekaligus usaha Anda. Kartu nama juga dapat disebarluaskan sebagai pengganti pamflet. Misalnya untuk usaha katering pesta pernikahan, tempatkan kartu nama di meja yang paling strategis sehingga setiap tamu dapat mengambilnya.

  5. Mengikuti pameran. Pameran adalah salah satu promosi yang efektif dan efisien karena pengunjung yang datang ke pameran sudah terseleksi menurut minatnya sehingga Anda dapat mengenalkan produk tepat pada sasaran. Disini Anda juga dapat mengenali konsumen lebih dekat, membuka wawasan mereka tentang produk Anda, mengetahui selera konsumen dengan berinteraksi secara langsung. Pamflet, brosur atau kartu nama dapat disebarkan secara efektif. Berbeda bila menyebarkannya di jalan, akan lebih kecil kemungkinan mereka berminat. Banyak pengusaha yang merasa beruntung mengikuti pameran, sesuai ajang yang digelar, banyak order yang masuk, tidak hanya dalam negeri tetapi juga dari luar negeri. Mengikuti pameran terbukti juga mampu meraup keuntungan yang besar karena penjualan meningkat. Untuk desainer mode dan konveksi selain pameran juga dilakukan dengan menggelar fashion show, yang bisa diselenggarakan sendiri atau bekerjasama dengan orang lain

Selamat mencoba dan selalu berpromosi


Salam Sukses





Selasa, 11 Desember 2007

Gunakan Strategi Memukul Rumput dan Menakuti Ular


Untuk memulai sebuah bisnis baru dan bila Anda masih bingung bisnis apa yang pas dengan kebutuhan pasar dan kemampuan , maka sepatutnya Anda perlu mencoba strategi yang selalu saya gunakan yaitu : "strategi Memukul Rumput dan Menakuti Ular"

Setiap mendapat ide gagasan bisnis baru, yang pertama Anda lakukan adalah memahami kebutuhan, ekspektasi, perilaku konsumen dan seberapa besar peluang di pasar paling tidak untuk memperkecil risiko kegagalan. Hal ini perlu lakukan karena Anda tidak tahu pasti kebutuhan dan kekuatan pasar (ibaratkan Anda menerabas padang rumput yang lebat dan tinggi). Disini Anda perlu mencoba membuat tester, melakukan studi kelayakan usaha, survey lokasi, analisa dan riset pasar. Nah langkah-langkah ini yang disebut dengan strategi "Memukul Rumput". Setelah Anda mengetahui kondisi pasar atau konsumen (gerakan ular) barulah Anda mengambil tindakan (Take Action) atau keputusan strategi apa yang harus Anda lakukan untuk menguasai pasar dan konsumen.

Strategi tersebut saya rasakan efektif dan bisa meminimalkan risiko karena paling tidak saya telah mengantisipasi segala kemungkinan yang bakal terjadi.

Beberapa hal lain yang harus diperhatikan agar produk tidak gagal saat pertama kali diluncurkan ialah dengan :

1. Menetapkan segmentasi, targeting, dan positioning yang tepat
2. Menawarkan produk yang bisa memberikan manfaat, nilai lebih atau ada keseimbangan antara janji dan kenyataan. Tentukan harga yang masuk akal sesuaikan dengan daya beli masyarakat sekitar, distribusi yang merata sehingga mudah dijangkau, dan promosi yang bisa menciptakan awareness dan loyalitas.
3. Harus pintar, cerdik dan tajam melihat tren pasar dan momentum yang tepat. Ingat naluri bisnis sangat penting dalam hal ini.



Kamis, 06 Desember 2007

Mau Sukses Jangan One Man Show!!!


Banyak sekali jenis bisnis yang mengandalkan pada gagasan atau ide. Banyak pula jenis bisnis yang bersifat jaringan/relasi, dimana berkumpul orang-orang yang punya uang tapi tidak punya waktu. Ada juga yang punya waktu luang cukup banyak, tetapi tidak punya gagasan bisnis. Juga banyak orang yang punya waktu serta gagasan, tetapi tidak punya uang.

Kalau mereka bergerak sendiri dengan apa yang ada di dalam diri mereka, sulit bagi mereka untuk berhasil. Yang diperlukan adalah kerjasama dan sinergi. Mereka bersinergi dan membentuk bisnis yang berhasil, memanfaatkan modal yang ada pada diri masing-masing.

Saat ini semakin sedikit pelaku bisnis yang sukses dengan pendekatan One Man Show. Yang lebih berhasil adalah mereka yang bisa mengonsolidasikan sumber-sumber daya untuk mencapai tujuan bisnis tanpa meninggalkan dan melupakan Kepercayaan. Karena bisnis adalah sistem yang dibangun atas dasar Kepercayaan. Tidak ada artinya sinergi yang dibangun dengan susah apabila Kepercayaan sudah dilanggar/dirusak. Ingat Kepercayaan lebih tinggi nilainya daripada uang!!!


Rabu, 05 Desember 2007

Pentingnya Etos Wirausaha


Kebanyakan orang gagal mendirikan usaha dikarenakan tidak memiliki etos. Lho kenapa bisa demikian?! ya karena kebanyakan mereka hanya bertujuan mencari duit, bukan membangun bisnis. Ya itu sih tidak salah karena uang adalah salah satu tujuan bisnis, khususnya dalam jangka pendek. Namun perlu diingat bahwa itu bukanlah satu-satunya tujuan.

Bila seorang pengusaha hanya memikirkan duit melulu, mungkin ia akan lupa membangun daya saing bisnisnya dalam jangka panjang. Pengusaha semacam itu bisa diumpamakan seperti seorang pilot dengan jarak pandang yang terbatas. Jadi sekali lagi perlu diingat bahwa Etos Wirausaha merupakan "Ruh" dari sebuah bisnis.

Ada 4 hal yang sangat penting untuk membentuk Etos Wirausaha, yaitu :

1. Cara Berpikir
Cara seorang pengusaha sejati berpikir, jelas berbeda dengan orang kebanyakan. Seorang pengusaha biasanya berpikir praktis, simpel, dan berorientasi pada nilai guna. Pengusaha sejati tidak pernah membuang uang atau sumber daya apapun. Ketika tahu ada keran bocor, ia akan segera memperbaikinya. Jika memiliki sejumlah uang, seorang pengusaha akan berpikir bagaimana menggunakannya untuk usaha-usaha produktif. Ia akan membuatnya lebih banyak lagi. Sedangkan orang awam pasti sibuk membayangkan apa yang bisa dibeli dengan uang yang ada di tangannya. Lebih buruk lagi adalah orang yang sibuk menghabiskan uang investor yang belum menjadi miliknya untuk kepentingan pribadi.

2.Cara Memandang
Seorang pengusaha sejati memandang risiko dan keuntungan adalah sesuatu yang wajar dan berkorelasi secara linier. Sedangkan orang awam sering melupakannya. Kadang-kadang orang awam memandang sesuatu terlalu dari sisi negatifnya, yaitu risiko. Akibatnya, mereka tidak pernah memulai bisnis yang diinginkannya. Atau sebaliknya, mereka justru terlalu banyak memandang dari sisi positifnya, yaitu keuntungan tinggi dan risiko rendah. Tak heran bila banyak diantara mereka yang tertipu tawaran investasi "bodong"

3. Cara Bekerja
Seorang pengusaha sejati atau profesional yang berdedikasi, selalu menikmati dan menyempurnakan cara kerja mereka. Di sisi lain, banyak orang awam yang sudah sangat jenuh dengan pekerjaannya. Mereka justru menganggap pekerjaan sebagai siksaan yang tiada henti. Cara bekerja seorang pengusaha akan selalu berkembang, mereka menemukan gagasan, mengambil risiko dari gagasannya kemudian menduplikasikannya. Mereka mendapat nominal laba berlipat, karena berhasil membuat produk massal dan akan selalu menyempurnakan segalanya.

4. Cara Belajar
Menjadi seorang pengusaha adalah "cara belajar hidup" yang paling mengagumkan. Keberhasilan dan kegagalan akan diganjar secara adil oleh mekanisme pasar. Sebuah kesalahan dalam bisnis seringkali harus mendapat ganjaran yang tak kenal belas kasihan, yaitu rugi secara finansial, atau bahkan kebangkrutan. Kebanyakan akan mundur setelah mengalami hal tersebut (kehilangan fighting spirit dan tidak punya kemampuan membalikkan keadaan). Yang paling ditakuti oleh pengusaha sejati adalah hilangnya mental bertarung serta menguapnya etos kewirausahaan mereka. Bagi mereka kerugian finansial adalah learning cost yang harus dibayar untuk mencapai keberhasilan di masa mendatang.

Selasa, 04 Desember 2007

Asah Instink Bisnis Anda


Gagasan Adalah modal yang paling penting dalam bisnis. Inovasi dan kreativitas adalah kunci keberhasilan bisnis. Namun, mencari gagasan bisnis yang tepat kadang-kadang sangat sulit, malah seringkali gagasan/ide muncul begitu mendadak. Dapat diartikan bahwa kita tidak bisa menciptakan bisnis sekehendak kita sendiri. Yang bisa dilakukan adalah menciptakan prakondisi untuk siap menerima ide-ide cemerlang. Karena itu setiap saat kita harus membuka mata dan telinga untuk mencermati setiap informasi dan jangan buru-buru skeptis terhadap apapun juga. Ingat segala hal adalah mungkin dalam bisnis, dengan cara demikian Anda sudah mengasah instink bisnis Anda. Sehingga ketika momentumnya tepat, Anda bisa memanfaatkan peluang sekecil apapun.


Kamis, 29 November 2007

Apakah Anda Punya Ciri Franchisee Sukses


Sebelum Anda memutuskan mengambil usaha franchise ada baiknya Anda menilai diri Anda terlebih dahulu apakah di dalam diri Anda sudah mempunyai ciri Franchisee sukses.

Apa sikap yang membuat franchisee sukses? bagaimanakah keterampilan, kemauan, dan pengalaman Anda, dibandingkan milik para franchisee sukses? misal, seberapa penting mempunyai pengalaman dalam bidang franchisor? apa karakteristik franchisee yang dicari para franchisor?

Berikut ini saya sampaikan ciri paling penting sebagai franchisee sesuai survey franchisor froncorp/DePaul (konsultan franchise no 1 di dunia)

Mau Belajar
Franchising berkaitan dengan dua hal, mengajar dan sistematisasi. Franchisor mengajarkan cara menjalankan bisnis. Franchisee harus mengulangi pelajaran ketika melayani pelanggan. Oleh karena itu franchisee harus mau belajar. Mau belajar tidak sama dengan mempunyai pendidikan. Memang mempunyai pendidikan lebih baik. Bahkan lebih lebih baik jika tamat universitas ada 10% franchisor mengganggap franchisee perlu mempunyai pendidikan pada tingkat tertentu.

Mau Kerja Hingga Larut Malam
Pada awal menjalankan bisnis, franchisee harus mau kerja keras. Dengan kata lain, Anda harus mempunyai sedikit karyawan yang menjadi tulang punggung bisnis Anda.

Terampil Berhubungan
Franchisee harus mampu berdiplomasi dengan supplier, karyawan, staf franchisor, dan pelanggan. Dengan demikian franchisee harus dapat mengungkapkan gagasan, mau mendengarkan orang lain, dan mempunyai kesabaran dalam berbagai kondisi. Franchisor mencari orang yang komunikatif, ramah dan percaya diri. Jadi kemampuan mendengar tidak cukup. Keterampilan tersebut jarang dimiliki orang, tetapi dapat dipelajari. Ingat, Tuhan memberikan dua telinga dan hanya satu mulut.

Kemampuan Menjual
Setiap franchisee menjual sesuatu. Untuk sukses menjadi franchisee, Anda tidak harus menjadi salesman yang handal. Paling tidak Anda memerlukan kemampuan menjual pada taraf tertentu. Kemampuan menjual dapat dilihat mulai dari Anda bertemu dengan franchisor, mempresentasikan diri sendiri, menunjukkan keterampilan diri sendiri, menunjukkan keterampilan Anda, dan cara jawab pertanyaan.

Dengan kata lain, franchisor akan mengevaluasi bagaimana Anda menjual diri Anda. Ingat, keterampilan ini dapat dipelajari.

Tahan Banting
Pada masa awal, franchisee akan menghadapi berbagai permasalahan misal, komplain dari pelanggan, karyawan berselisih dengan pelanggan, karyawan yang kurang terampil dan cekatan, dan masih banyak lagi.

Franchisor menyadari bahwa menjadi franchisee penuh stress. Oleh karena itu, mereka ingin mengetahui bagaimana cara Anda menangani stress. Ini merupakan keterampilan yang dapat dipelajari dan harus dimiliki oleh setiap pengusaha.

Bersedia Menerima Pendapat Orang Lain
Sifat dan sikap percaya diri memang harus dikembangkan dalam franchising, sedangkan persyaratan dan kebijakan dibuat mengada-ada, tetapi menguntungkan franchisee atau sistem franchisee. Jadi, orang yang mau menang sendiri dan tidak mau menerima pendapat orang lain tidak pantas menjadi franchisee.

Mempunyai Modal

Meski lebih dari 90% responden menyatakan bahwa sikap franchisee sangat menentukan kesuksesan franchisee, tetapi modal juga berperan penting. Umumnya franchisor menginginkan franchisee mampu mengatasi permasalahan keuangan baik dimasa awal, masa sukses, atau pada masa surut. Dengan demikian, franchisee yang mempunyai cukup modal lebih utama.

Rabu, 28 November 2007

Karakteristik Bisnis Yang Ideal Untuk Anda Jalani


Bagi Anda yang mau membuka/memulai usaha baik franchise atau usaha sendiri, maka tidak ada salahnya memperhatikan beberapa karakteristik yang benar-benar saya jadikan landasan dalam memulai melangkah dalam memulai bisnis dari 10 tahun yang lalu s/d saat ini. Beberapa Karakteristik tersebut adalah sebagai berikut :

1. Pilih jenis usaha yang produknya tidak terlalu besar & tidak membutuhkan tempat yang luas
2. Pilih usaha (baik franchis atau sendiri) yang tidak membutuhkan tenaga kerja yang banyak.
Jika usaha Anda sudah berkembang dan diterima pasar sedangkan SDM yang sekarang
sudah tidak mencukupi untuk melayani pelanggan maka Anda bisa merekrut karyawan
tambahan untuk membantu kelancaran operasional usaha Anda
3. Pilih usaha yang tidak membutuhkan keterampilan yang rumit, semakin rumit usaha Anda
maka semakin sulit untuk dijalani oleh karyawan yang berpendidikan rendah
4. Pilih usaha yang expire datenya panjang
5. Apabila usaha Anda jual produk maka pilih yang produknya terkenal
6. Pilih usaha yang marjinnya tinggi
7. Pilih usaha yang prospek pasarnya tumbuh atau berkembang jadi Anda harus pandai2
membaca trend ke depan

Senin, 26 November 2007

Jangan Takut Berbisnis Dengan Modal Pinjaman...Asal


Hutang tidak selamanya buruk, karena bagi sebagian pelaku usaha, hutang justru memicu motivasi kerja yang luar biasa. Sebab ada tuntutan untuk bekerja lebih keras sehingga bisa menghasilkan keuntungan untuk membayar hutang.

Kalau jumlah hutangnya sedikit/kecil atau bahkan nol, motivasi mereka jadi berkurang, loyo, karena tidak ada target. Sebagian pelaku usaha tersebut menganggap tidak ada sesuatu yang bisa dipakai sebagai pemicu semangat.

Saya sendiri punya pengalaman hutang untuk keperluan usaha, dan memang bisa menjadi pemicu semangat saya saat itu. Namun perlu diingat bahwa kita harus tetap bersikap proporsional terhadap hutang. Kalau memang yakin dengan rencana bisnis, dan modal kita terbatas maka kalau perlu berhutanglah sesuai kebutuhan dan carilah yang berbunga kecil.

Tapi kita juga jangan terlalu gegabah dengan hutang, karena sebagian besar kasus kebangkrutan bisnis juga terjadi akibat kesalahan dalam mengelola uang pinjaman. Jadi tetap berhati-hatilah!!!. Pesan saya gunakan pendapat pihak ketiga untuk menilai apakah rencana bisnis Anda layak didanai dengan modal pinjaman atau tidak. Apabila usaha Anda dinilai kurang layak didanai dengan modal pinjaman maka jangan paksakan.

Ingat jangan sampai Anda terjerumus hutang dikarenakan Anda belum menghitung profitabilitas rencana usaha Anda setelah dikurangi biaya bunga secara cermat. Sebab kalau hal tersebut terjadi maka kerja keras Anda hanya digunakan untuk bayar cicilan sedangkan keuntungan yang Anda ciptakan dari usaha Anda akan digerogoti oleh cost of fund.

Salam Sukses
Cak Eko




Jumat, 23 November 2007

Hilangkan Sikap Defensif Saat Bicara Soal Uang!!!


Modal menjadi kambing hitam justru karena kebanyakan orang terlalu berhati-hati kalau sudah bicara soal uang. Sejak kecil orang tua kita mengajari untuk sangat berhati-hati dalam mengeluarkan uang (termasuk orang tua saya saat itu...). Tapi orang tua kita juga jarang mengajari kita soal bagaimana mengeluarkan uang untuk mendapatkan kembali uang dalam jumlah jauh lebih besar. Mengapa? sebab orang tua kita kebanyakan adalah pegawai berpenghasilan tetap yang tak pernah berpikir melipatgandakan penghasilan. Yang bisa mereka lakukan apa boleh buat, hanya mengelola pengeluaran. Maka yang terasah dari kita adalah keterampilan how to spend money. Bukan how to spend money to make it more and more.


Kita diajari untuk mengeluarkan uang sesedikit mungkin, tanpa pernah diajari bagaimana menciptakan uang sebanyak mungkin. Kita tidak pernah diajari ilmu how to make money.

Sikap berhati-hati memang baik, tetapi terlalu berhati-hati akan membuat Anda tidak pergi kemanapun.


Menyangkut soal uang, tak banyak orang yang berani ambil risiko. Padahal, dalam hidup keseharian, mereka luar biasa berani dalam ambil risiko. Namun, mengapa hanya untuk uang, mereka menjadi risk averter?


Jadi pesan saya, pandanglah uang sebagaimana seharusnya. Uang adalah alat sebagai salah satu bentuk dari modal, kita memang harus hati-hati menggunakan uang. Namun jangan terlalu berhati-hati sehingga kita kehilangan peluang-peluang.


Rabu, 21 November 2007

Awas Bayangan/Imajinasi Awal Yang Merusak


Sering saya ungkapkan dalam suatu kesempatan saya berbicara bahwa banyak pengusaha pemula yang dikalahkan oleh bayangan awal yang merusak. Usahanya belum apa-apa, penghasilan belum signifikan, tetapi mereka keburu terbuai oleh bayangan manisnya serta indahnya menjadi pengusaha sukses. Apa yang kebanyakan dibayangkan orang ketika dia memulai rencana usahanya/bisnisnya?

1. Besarnya omzet yang didapat dan laba yang diperoleh;
2. Merek mobil yang akan dikendarai dan rumah mewah yang akan dibeli;
3. Kekuasaan sebagai pemimpin perusahaan yang berhasil;
4. Berbagai kemudahan dan kenyamanan hidup lainnya.

Memang, semua itu mencerminkan optimisme. Mereka sangat yakin akan berhasil dalam bisnis. Tapi jangan lupa, sebagian besar masih merupakan bayangan yang tak pasti. Masih banyak hal hal yang harus dilakukan agar kesuksesan menjadi sesuatu yang konkret. Ingat ketika kita terlalu optimis, biasanya ada beberapa hal penting yang luput dari perhitungan kita.